PWMU.CO – Setiap orang mempunyai rumusan kebahagiaan yang berbeda-beda. Orang miskin kalau ditanya, yang bahagia itu siapa? Jawabnya orang kaya. Seorang yang masih jomblo kalau ditanya, yang bahagia itu siapa? Jawabnya, yang sudah punya pasangan.
“Jadi kebahagiaan itu ukurannya berbeda-beda,” kata Dr H Aslich Maulana SH MAg mengawali kultum di Masjid At Taqwa Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Perumahan Pongangan Indah (PPI) Manyar Gresik, Senin (14/5/19).
Ustadz Aslich, sapaan karibnya, lalu menyodorkan alternatif, yaitu mencapai kebahagiaan yang Islami, sesuai dengan tema kultum.
Dia menjelaskan, istilah bahagia dalam Alquran disebut, di antaranya, dalam surat Al-Mukminun ayat 1-2, “Sesungguhnya beruntunglah (berbahagialah) orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”
Dalam kehidupan, kata dia, manusia tidak akan terlepas dari kesulitan-kesulitan. Akan tetapi di balik kesulitan nanti akan ada kemudahan-kemudahan. “Dan kita harus yakin akan hal itu,” ucapnya.
Sebagaimana dalam Alquran surat Al Insyarah ayat 5 dan 6, “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
Menurut Ustadz Aslich, sesungguhnya kemudahan-kemudahan itulah hakikatnya adalah kebahagiaan. Kesimpulan itu dia rumuskan dari Surat Thaha ayat 124, “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik itu menegaskan, dengan selalu mengingat Allah, dengan selalu berzikir kepada Allah, maka akan ditemukan kelapangan dalam kehidupan. Dan kelapangan dalam kehidupan itu sesungguhnya adalah kebahagiaan itu sendiri.
“Mudah-mudahan dalam menjalani kehidupan, kita senantiasa mendapatkan kebahagiaan-kebahagiaan di balik kesulitan yang pernah kita hadapi,” harapnya. (M. Yazid N)
Discussion about this post