PWMU.CO – Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dicanangkan pemerintah harus dijadikan nilai dasar dalam pengembangan sekolah Muhammadiyah ke depan.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dra Arbaiyah Yusuf MA menyampaikan itu dalam Synergy Insight Forum, di Cordoba Convention Hall SMAM 10 GKB, Sabtu (18/5/19).
Di hadapan 88 peserta, Arbaiyah menguraikan, untuk merealisasikan PPK ini sekolah Muhammadiyah harus menjalankan amanah tiga sistem budaya untuk bisa mencapai tujuan ini.
“Pertama adalah bangkitkan kesadaran nasional bercorak Islam. Pada poin ini nilai religius harus dijadikan sebagai proses pembiasaan,” ujarnya.
Bukan hanya pembiasan shalat jamaah, sambungnya, nilai kejujuran pun harus dikembangkan dan dipraktikkan. Maka, saat ujian tidak ada lagi yang contekan di sekolah Muhammadiyah.
Kedua, lanjutnya, menyebarkan pengetahuan praktis sains modern. Kalau pada sistem ini sekolah Muhammadiyah harus bisa mentransfer ilmu pada peserta didik.
“Bagaimana anak-anak kita, tidak sekadar paham saja tetapi harus bisa mengaplikasikan sains yang telah dipelajari di ruang kelas,” ungkapnya.
Budaya ketiga, menurutnya, adalah menyebarkan ideologi pembaruan Islam. Ide dan gagasan berkemajuan harus jadi titik tumpuh. Guru, karyawan, dan pelanggan, baik siswa dan orangtua harus mampu ditularkan dalam proses pembelajaran.
Arbaiyah menegaskan ketiga konsep sistem ini adalah pola pikir radikal. Radikal ini penting karena pola atau cara berpikir mendasar.
“Tapi, kata radikal sering dikaitkan dan dianggap teroris, padahal itu adalah pola pikir. Tiga sistem budaya sekolah yang saya sebutkan tadi adalah pola berpikir mendasar terkait dengan pendidikan karakter.” (Ichwan Arif)
Discussion about this post