PWMU.CO – Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Mayong Jepara Ahmad Faozan SPd MPd, dalam khutbah Idul Fitri di Lapangan Mayong Jepara Rabu (5/5/19) mengatakan, kemenangan Idul fitrhi diawali dengan bersungguh-sungguh dalam mengekang hawa nafsu selama sebulan dengan shaum.
“Puasa diyakini sangat efektif dalam mengatur irama dan ritme hidup agar tidak terkebiri oleh hawa nafsu,” paparnya membuka khutbah. Dirinya menambahkan keinginan sesaat menjerumuskan dan menelantarkan manusia ke dalam lembah kemaksiatan.
Dirinya mengajak jamaah untuk bersyukur dan masuk dalam aturan Islam secara paripurna “Ber-Islam secara paripurna sebagai langkah untuk menghunjamkan syariat Islam ke dalam jiwa dan menjadikan Islam rahmat bagi seluruh alam,” jelasnya.
Menurut Ahmad Faozan sebab jatuhnya kaum Muslim ke dalam lembah kejumudan karena mereka tidak mendalami Islam secara paripurna. “Misalanya hanya memperkuat ritual ibadahnya saja atau sisi penguatan muamalahnya saja,” terangnya.
Dia mengatakan, dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) lewat pendidikan yang cukup, akan mampu menguasai sektor ekonomi dan menjadi enterpreneur yang mencerahkan bagi lingkungan sekitarnya. “Inilah tuntutan, bidang-bidang yang menjadi barometer kemajuan suatu bangsa,” jelasnya.
Dalam ceramahnya Ahmad Faozan juga menekankan perhatian serius kepada generasi muda yang 25 tahun ke depan menjadi pengganti kepemimpinan dalam berbagai lini kehidupan. “Bonus demografi generasi muda saat ini menjadi tantangan bagi negeri. Tersedianya kualitas pendidikan yang baik jangan hanya dinikmati bagi kalangan berduit saja, tetapi harus merata sehingga output-nya bisa diandalkan,” jelasnya.
Dia menerangkan, anak-anak harus mempunyai kesadaran diri untuk menjadi seorang hamba di hadapan Allah SWT sejak duduk di bangku sekolah. Namun yang ada malah sebaliknya. “Pola pikir mencerdaskan dengan peningkatan kompetensi dan akademik pupus karena tertarik dengan materialisme yang menggejala,” tandasnya.
Di sisi lain lulusan SMA/SMK yang masih tumpul dari segi keilmuannya, perlu untuk diasah kemampuan akademis tapi malah terobsesi untuk dapat bekerja di pabrik karena tuntutan keluarga. “Di Jepara yang saat ini digempur dengan masuknya industri menjadikan masyarakat meninggalkan kewajiban mendidik yang baik karena habis waktu untuk bekerja.”
Ahmad Faozan mengajak jamaah untuk bangkit dari upaya pengkerdilan umat dengan cara berlomba-lomba dalam kebaikan. “Ada dua hal hal yang menjadi spirit fastabiqul khairat. Yaitu konsep kuntum khaira ummah dan ahsanu amala,” terangnya.
Dia menjelaskan masyarakat Muslim dituntut untuk mempunyai jiwa unggul sebagaimana disebut dalam Alquran sebagai umat terbaik dalam surat Ali Imran ayat 110.
“Ahsanu amala dimaknai sebaik-baik amal yang memperhatikan kualitas dari pada kuantitas. Maka dalam memaknai pengamalan agama sejauhmana para pemeluk islam itu mengkaji secara mendalam ayat-ayat Allah, bukan seberapa banyak ayat atau surat yang telah ia tuntaskan,” paparnya.
Sebagai penutup Ahmad Faozan menjelaskan hakikat kemenangan yang sebenarnya adalah saat ajal tiba kita ridha melepas ruh kita. “Allah ridha amal shalih kita dan dosa kita terhapus,” ujarnya. (Muh. Arief)
Discussion about this post