PWMU.CO. “Barang siapa yang senang dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaknya menyambung tali silaturrahim.”
Hadits riwayat Bukhari itu disampaikan Moh Helman Sueb, mengawali ceramah silaturahiim keluarga Bani Abdul Karim di rumah Moch. Ridwan Desa Bulumargi, Lamongan, Kamis (6/6/19) malam.
Helman Sueb menjelaskan, silaturahiim dapat bermakna menyambung tali yang putus, yang dituju agar keluarga tetap dalam ikatan yang kuat tidak mudah ambruk, maupun roboh. “Maka momentum Lebaran adalah sangat tepat untuk mengadakan halal bi halal atau pertemuan keluarga,” jelasnya.
Dia menerangkan agar ikatan keluarga semakin kokoh, ada empat hal yang harus dilakukan. Pertama, ikhlas bertemu karena Allah. “Ketika akan berangkat ke acara merasa senang, untuk segera bertemu keluarga, sehingga ketika sampai meluaplah kegembiraan itu,” tuturnya.
Kedua, tidak menonjolkan diri. “Bila di antara keluarga ada yang menonjolkan diri, maka keutuhan keluarga akan cepat retak. Tak ubahnya penonjolan daging di kepala tentu perlu dipotong. Sebab semuanya itu membuat sakit,” tambahnya.
Ketiga, berbicara lemah lembut dan tidak mudah marah. “Hal ini membuat hubungan keluarga semakin bagus. Bukankah menahan termasuk ciri orang yang bertaqwa,” jelasnya sambil mengutp surat Ali Imron ayat 134.
Oleh karena itu, menurut Ustadz Sueb, jika dalam keluarga memiliki tradisi yang saling memaafkan, maka keluarga itu akan tentram dan nyaman.
Keempat, tidak mudah sakit hati. “Disakiti itu pasti tidak enak. Agar kita tidak mudah sakit hati karena disakiti, maka kita harus yakin kita ini ciptaan Allah, yang menyakiti kita bukan Tuhan, kenapa takut! Allahlah yang memberi rezqi kita, dulu kita tidak tahu sekarang menjadi tahu pengetahuan kita dari Allah, kita serahkan apa yang telah kita usahakan,” jelasnya.
Sueb menyampaikan taushiah sekitar setengah jam kepada 60 orang keluarga Bani Karim. (HS)
Discussion about this post