Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan, seperti yang disampaikan secara khusus pada PWMU.CO.
PWMU.CO – Hari ini, Selasa (26/1/21)—seperti yang rilis Wordometer—kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dunia mencapai 100,285,77 juta; meninggal 2.149.496; sembuh 72,313,625; dan kasus aktif 25.821.802.
Di Indonesia per Selasa (26/1/21) angka kasus positif Covid-19 yang dilaporkan covid19.go.id sudah mencapai 1 juta orang. Tepatnya terkonfirmasi positif 1.012.350; meninggal dunia 28.468; sembuh 820.356, dan sisanya kasus aktif.
Melihat angka-angak itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan, kondisi pandemi sebenarnya benar-benar darurat. Karenanya perlu high level emergency atau peringatan darurat tingkat tinggi bagi keluarga Persyarikatan maupun seluruh warga masyarakat.
“Berkaitan dengan itu kami ajak seluruh warga bangsa bersikap proaktif dan positif untuk menghadapi keadaan wabah ini secara seksama sebagai wujud takwa kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan,” ujarnya pada PWMU.CO, Selasa (26/1/2021)
Ada tiga seruan Haedar Nashir. Pertama, buang cara berpikir dan sikap yang cenderung mengabaikan dan menyepelekan wabah Covid-19. Apakah sikap abai tersebut karena merasa diri aman, karena lelah lama di rumah atau tidak beraktivitas ke luar, maupun karena memiliki pandangan tertentu yang menegasikan pandemi.
“Sikap pengabaian itu sungguh tidak bertanggung jawab. Apalagi kalau lahir dari orang-orang beriman dan bergerak di dunia dakwah atau dari pejabat publik,” ujarnya.
Kedua, tegakkan disiplin sosial dan protokol kesehatan seoptimal mungkin dengan mengikuti 3T (tracing, testing, treatment) dan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan), serta tidak mengadakan acara-acara luring dan menjauhi kerumunan.
Termasuk menghindari kebiasaan makan-makan bersama di restoran dan acara-acara sejenis meski dianggap terbatas. Berfoto-ria bergerombol atau beracara bersama tanpa jaga jarak sambil membuka masker. Pergi ke mall, tempat wisata, dan fasilitas publik dengan bergerombol. Apalagi sampai membikin kegiatan-kegiatan rombongan dan massal.
Kebijakan Pemerintah Harus Koheren
Pesan ketiga Haedar Nashir hendaknya pemerintah dengan pejabat dan aparaturnya di setiap tingkatan benar-benar mengontrol pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) agar mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan.
“Kontrol kebijakan harus koheren termasuk untuk tempat wisata, hiburan, dan pusat keramaian yang menghasilkan uang sekalipun. Jangan ada pejabat yang bilang rakyat perlu makan. Memang betul tetapi bukan berarti mengabaikan pandemi sebab muaranya pada ancaman keselamatan jiwa rakyat juga,” tegas dia.
Pandemi ini, sambung Haedar Nashir, makin nyata di depan kita. Orang-orang terdekat dan yang kita kenal sudah mendahului dipangggil Allah terkait Covid-19. Rumah sakit makin penuh okupasi dan kapasitasnya. Pemerintah mulai membikin rumah sakit darurat. Sementara banjir dan gempa bumi juga menimpa saudara-saudara kita.
“Bukankah ini sangat serius?” tanyanya.
Haedar Nashir mengaakan, urusan ajal memang kuasa Allah, tetapi ikhtiar menghadapi wabah dan musibah sepenuhnya urusan manusia untuk penyelamatan jiwa yang juga diperintahkan Allah.
“Masih adakah yang tetap menyepelekan dan mengabaikan wabah dan musibah yang berat ini? Mudah-mudahan hati setiap kita orang beriman diluluhkan Allah dan menjadi insan-insan yang rendah hati serta tidak takabur diri. Semoga Allah mengangkat wabah ini atas Kuasa-Nya,” harapnya. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post