Penjual Gorengan Naik Haji, Begini Kisahnya; Liputan Ichwan Arif co-editor PWMU.CO dari Tanah Suci.
PWMU.CO – Muntiani (54) mengawali menjadi penjual gorengan pada tahun 2004 di Pondok Permata Suci (PPS), Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Dia adalah pedagang pertama yang mangkal di sana.
Sebelumnya, dia dengan suaminya, Marli’in (60) pada tahun 2003 merantau dari Desa Wajik Lamongan ke Kota Gresik. Pasangan suami istri ini memiliki tekad untuk mengubah nasib agar lebih baik.
Di Gresik, awalnya, mereka menumpang di rumah keponakan yang beralamat di Jalan Jamrud 4 No 21 PPS. Satu bulan tinggal di PPS, Muntiani berdiskusi dengan Rohmawati, tetangganya, tentang usaha yang cocok untuk dilakukan.
“Alhamdulillah pada waktu itu ada rezeki karena suaminya yang bekerja sebagai tukang batu mendapat proyek pertama mengerjakan keramik tetangga rumahnya,” ujarnya pada PWMU.CO, Senin (2/8/22).
Dia bercerita, karena pada tahun 2003 daerah PPS masih sepi dan masih sedikit orang berjualan, maka muncul ide untuk membuka usaha jualan gorengan.
“Itu hasil masukan dari Ibu Rahmawati. Alhamdulillah, jualanha awet sampai sekarang dan pelangganya juga banyak,” tambahnya.
Baca sambungan di halaman 2: Menabung untuk Haji