PWMU.CO – Festival Layangan digelar mahasiswa KKN bersama sepuluh Universitas Muhammadiyah dan Karang Taruna di pantai Desa Mentigi Kec. Membalong Kabupaten Belitung, Kamis (5/9/2023).
Para mahasiswa KKN itu dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Bandung, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Bone, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Universitas Aisyiyah, dan ITB Ahmad Dahlan Jakarta.
Mahasiswa KKN bekerja sama dengan Karang Taruna Desa Mentigi. Angin di kawasan ini kencang cocok untuk bermain layang-layang.
Sebanyak 60 kelompok mendaftar ikut Festival Layangan ini. Satu kelompok terdiri dari 3-4 orang. Biaya pendaftaran sebesar Rp 20 ribu.
Nama pantai Desa Mentigi adalah Pantai Keong Berduri. Pantai ini menjadi akses nelayan Desa Mentigi melaut dan menyandarkan kapal kapalnya. Di lokasi ini Festival Layangan diadakan.
Hadir di acara ini pejabat Camat Membalong, Polsek, Koramil, dan KUA. ”Terobosan seperti inilah yang kami nantikan ada di Kecamatan Membalong. Jika kegiatan ini sukses dan dapat dijadikan agenda tahunan maka kami mendukung pendanaan,” kata Camat Membalong Indrawansyah SIP.
”Acara ini seperti yang gubernur katakan: Satu Desa Satu Wisata. Ini bisa masuk agenda wisata yang akan menjadi icon Desa Mentigi. Top… mantap… saya bangga dengan anak anak Desa Mentigi, juga mahasiswa KKN 2023,” sambungnya.
Festival dibuka dengan Tarian Wonderland Indonesia yang dibawakan pemuda-pemudi Sanggar Tari Mentigi. Gerak tangan tarian menggambarkan persatuandari segala perbedaan.
Setelah itu lomba layang-layang dimulai. Setiap kelompok menerbangkan layangan bermacam bentuk. Maka langit Desa Mentigi dipenuhi 60 layangan ukuran yang indah.
Ada tiga juri yang menilai. Pertama, Andi Nurul Hasanah perwakilan mahasiswa KKN MAs dari Universitas Muhammadiyah Bone. Juri kedua, Sutarji guru kesenian SDN 16 Membalong. Juri ketiga, Parwi ahli kesenian Desa Mentigi.
Dewan juri mengamati setiap penampilan layangan untuk dinilai. Kategori penilaian yaitu keindahan dan keunikan, cara atau teknik penerbangan dan penurunan dan kestabilan saat terbang.Hingga di akhir acara kemudian diumumkan pemenangnya.
Juri Andi Nurul Hasanah mengatakan, juara pertama diraih oleh kelompok Padang Kandis. Bentuk layangannya berupa ikan pari. “Layangan ini juara pertama karena memiliki kestabilan saat terbang meskipun ukurannya besar yang harus diterbangkan oleh tiga orang,” katanya.
Kelebihan lain, layangan tersebut juga memiliki sirip yang melambai-lambai saat terbang yang menyerupai ikan pari berenang di air. Cara landing juga sangat halus.
Juara dua, sambungnya, diraih oleh kelompok dari Desa Mentigi. Bentuk layangannya lambang Tutwuri Handayani lengkap dengan ornamen warna biru. Terbangnya juga stabil. Memiliki suara seperti peluit.
Juara tiga diraih kelompok dari Tanjung Rusa dengan bentuk layangan burung elang berukuran sangat besar. Diterbangkan oleh empat orang. Layangan itu terbang sangat indah menyerupai burung elang.
Festival ini juga ada wisata kulinernya. Stan bazar UMKM menawarkan makanan dan minuman berbahan dasar gula kabung (gula aren), keripik bonggol pisang, keripik telur ketam, kue, pempek, dan lainnya.
Penulis Fanisya Yuniazhanti Editor Sugeng Purwanto