PWMU.CO – Dewan Pendidikan Kota Kediri bekerjasama dengan Unit Layanan Disabilitas (ULD) Kota Kediri dan Dinas Pendidikan Kota Kediri menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk guru pendamping khusus sekolah inklusi, Kamis (12/09/2024).
Kegiatan tersebut berlangsung pada di Aula Dinas Pendidikan Kota Kediri. Acara ini dihadiri berbagai pihak terkait, termasuk guru pendamping khusus dan perwakilan dari berbagai lembaga pendidikan.
FGD ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan inklusi di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selama sesi diskusi, peserta membahas berbagai isu terkait implementasi pendidikan inklusi, termasuk tantangan yang dihadapi oleh guru pendamping khusus dalam menjalankan tugasnya.
Turut hadir PJ Walikota Kediri Zanariah dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Moh. Anang Kurniawan. Walikota membuka acara dengan menyampaikan pentingnya kolaborasi dan komunikasi yang baik antara semua pihak yang terlibat.
“FGD ini merupakan wadah untuk berbagi pengalaman dan solusi dalam rangka mewujudkan pendidikan inklusi yang lebih efektif dan efisien. Kami berharap semua peserta dapat menyerap informasi dan ide-ide baru yang bisa diterapkan di sekolah masing-masing,” paparnya.
Pengelolaan Kelas Inklusi
Selama FGD, peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan topik-topik seperti teknik pembelajaran yang efektif untuk siswa dengan kebutuhan khusus, pengelolaan kelas inklusi, serta strategi untuk melibatkan orang tua dalam proses pendidikan. Diskusi kelompok ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dan langkah konkret yang dapat diimplementasikan di lapangan.
Selain diskusi, acara ini juga diisi dengan sesi tanya jawab, di mana para peserta dapat mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban langsung dari narasumber yang berkompeten di bidang pendidikan inklusi. Narasumber yang dihadirkan dalam FGD ini antara lain adalah praktisi pendidikan inklusi, psikolog pendidikan, dan akademisi yang memiliki pengalaman dalam pengembangan kurikulum inklusi.
Vivi Nurisha, salah satu GPK (guru pendamping khusus) dari SMP Muhammadiyah 2 Kediri yang juga merupakan ketua himpunan wanita disabilitas Indonesia (HWDI) mempersembahkan sebuah puisi berjudul “Aku Berbeda”.
Puisi tersebut menceritakan tentang keterbatasan yang dimiliki oleh penyandang disabilitas tapi mereka tetap berjuang dan berusaha keras untuk bisa seperti yang lain. Vivi Nurisha merupakan seorang penyandang disabilitas yg mampu membuktikan bahwa dengan keterbatasan yg dimiliki, ia mampu berkontribusi dalam dunia pendidikan, menjadi seorang guru.
Melalui FGD ini, Dewan Pendidikan Kota Kediri berharap dapat mendorong pengembangan kapasitas dan kompetensi guru pendamping khusus serta meningkatkan kualitas pendidikan inklusi di Kota Kediri. Acara ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat partisipasi kepada semua peserta sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam diskusi dan perencanaan pendidikan inklusi yang lebih baik.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan pendidikan inklusi di Kota Kediri dapat semakin berkembang dan memberikan manfaat maksimal bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Puisi: Aku Berbeda
Berikut merupakan Puisi Vivi Nurisha yang berjudul “Aku Berbeda”
Aku adalah putra putri semesta
Yang terlahir dengan nyawa yang sama
Hanya saja tak punya apa yang engkau punya
Tidak sempurna
Tidak seperti mereka
Aku berbeda
Mata tak mampu melihat indahnya surya
Telinga tak mampu mendengar lantunan nada
Lisan tak mampu berucap kata
Aku berbeda
Tangan aku mati rasa
Kaki aku tak ada rasa
Mata, telinga, lisan, tangan dan kaki tidaklah binasa
Aku tidak berputus asa
Dengan anugerah ini semua
Menerima suratan dariNya
Untuk menggapai cita-cita
Meraih impian yang nyata
Dan tak selesai di ujung pena
Semua akan aku raih dalam untaian doa
Aku bersyukur dengan ini semua (*)
Penulis M. Akbar Hidayat Editor Amanat Solikah