PWMU.CO – Ada tujuh program unggulan Pendidikan Madrasah (Penma) Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyuwangi disampaikan oleh Kepala Seksi (Kasi) Penma, Dimyati SAg MPd saat diwawancarai oleh kontributor PWMU.CO Banyuwangi, Jumat (20/9/2024).
Dimyati, Kasi Penma yang berasal dari Dusun Suwaluh, Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi itu menyampaikan tujuh program unggulan tersebut saat ditemui di depan kantor dinas Kemenag Banyuwangi.
Saat ditanya apa saja program unggulan Penma Kemenag Banyuwangi, Ia menjawabnya dengan sangat detail. Beberapa program unggulan tersebut di antaranya yaitu, Pertama, Matawangi (Madrasah Digital Banyuwangi). Program ini untuk mewujudkan pelayanan yang lebih baik bagi seluruh madrasah di Banyuwangi, dari yang semula konvensional menjadi digital.
Kedua, Saka Sana Saku (Satu Kegiatan Satu Narasi dan Satu Buku). Program ini untuk mendukung para kepala madrasah, guru, dan siswa agar produktif menulis berita setiap hari atau setiap ada kegiatan. Berita tersebut harus mengandung unsur 5W+1H. Setelah itu, berita tersebut diunggah ke media sosial masing-masing agar nama madrasahnya menjadi terkenal.
Ketiga, MRA (Madrasah Ramah Anak). Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan madrasah yang aman, bersih, peduli, serta melindungi hak-hak anak.
Keempat, Pese Sukma (Peduli Sesama Sukses bersama). Program ini bertujuan untuk menanggulangi anak-anak yang putus sekolah.
“Tidak boleh ada satu anak pun yang putus sekolah, apalagi gara-gara ekonomi. Madrasah harus segera tanggap mengatasinya, jika ada persoalan tersebut,” ujarnya.
Kelima, Sidimaswangi (Aplikasi Digital Madrasah Banyuwangi). “Kami menyiapkan data-data konkrit dan valid. Dalam aplikasi ini, masyarakat dapat melihat prestasi madrasah, termasuk juga berbagai program madrasah,” ungkapnya.
Keenam, Gerbang (Gemar berbahasa Asing). Program ini gemar bukan gerakan sebab jika gerakan, seolah ada paksaan kepada orang lain. Berbeda dengan gemar, siswa akan memiliki kesadaran untuk berbahasa arab dan Inggris. Bahasa Arab untuk memahami ajaran Islam, sedangkan bahasa Inggris untuk menimba ilmu sains dan teknologi,”
Ketujuh, Mabur Banter (Madrasah Berbudaya dan Berkarakter). Ini adalah program terbaru untuk membentuk karakter anak agar memiliki akhlak mulia. Salah satunya yaitu mewajibkan seluruh komponen madrasah seperti, kepala sekolah, guru, dan siswa untuk mengucapkan salam serta berjabat tangan saat mereka datang ke sekolah ataupun akan pulang.
“Itulah karakter taklim mutaalim,” tandasnya.
Dengan program-program tersebut diharapkan madrasah bisa go internasional sesuai dengan tagline dari Kementerian agama pusat yaitu Madrasah maju, bermutu, dan mendunia.
“Inilah sumbangsih yang ingin kami berikan untuk Indonesia emas 2045,” ujar Kasi Penma itu. (*)
Penulis Taufiqur Rohman Editor Ni’matul Faizah