PWMU.CO – Ada yang menarik dari pelaksanaan lomba animasi dalam ajang Muhammadiyah Education Award (MEA) pada Ahad (20/10/2024) di Universitas Muhammadiyah Malang. Setelah lomba animasi selesai, panitia menyelenggarakan mini workshop yang diikuti oleh para pelajar peserta lomba dan official dari masing-masing sekolah. Workshop ini menghadirkan Aswin Juniarto, pakar animasi sekaligus Direktur Kohf and Gold, sebagai narasumber.
Aswin Juniarto, yang juga merupakan pengajar di berbagai perguruan tinggi, menekankan pentingnya mendukung generasi muda untuk terjun ke industri kreatif, khususnya animasi.
Menurutnya, saat ini banyak produk animasi yang dikonsumsi oleh anak-anak di Indonesia berasal dari luar negeri, seperti Jepang dan negara-negara lainnya. Namun, ia menyoroti bahwa tidak semua animasi asing ramah anak, karena beberapa mengandung kekerasan dan penyimpangan perilaku yang tidak layak ditonton.
Aswin berpendapat bahwa dunia animasi harus mendapat perhatian serius di lembaga pendidikan karena memiliki prospek yang menjanjikan. Dominasi animasi asing justru bisa menjadi peluang bagi sekolah-sekolah untuk melahirkan siswa dengan keahlian di bidang ini. Oleh karena itu, Aswin mengusulkan adanya kebijakan yang mendorong sekolah-sekolah Muhammadiyah, khususnya, untuk lebih berani berkompetisi di bidang animasi.
Profesi animator, menurut Aswin, sangat menjanjikan. Produk animasi yang dihasilkan oleh animator profesional dihargai tinggi, dan peluang untuk mendapatkan klien dari luar negeri sangat besar.
“Ini peluang bagi anak-anak muda, dan seharusnya lembaga pendidikan serius mencetak lulusan yang memiliki minat dan keahlian di bidang animasi,” tutur Aswin.
Ia juga membuka kesempatan bagi para pelajar Muhammadiyah yang ikut kompetisi tersebut untuk magang di perusahaannya. Ini sejalan dengan impiannya untuk mencetak animator-animator muda yang profesional, menghasilkan produk animasi berkualitas, serta bisa dipertanggungjawabkan secara etika dan moral. Bagi Aswin, dunia animasi adalah bagian dari ladang dakwah.
Para peserta mini workshop sangat antusias mengikuti materi yang disampaikan. Bahkan, beberapa sekolah menyatakan minat untuk menindaklanjuti tawaran magang yang diberikan. Selain Aswin Juniarto, juri lainnya dalam lomba animasi ini adalah Agus Budiman, Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya).
Agus mengapresiasi karya animasi yang dihasilkan peserta dan memuji keberanian sekolah-sekolah yang mengikuti kompetisi animasi pertama di ajang MEA. Ia berharap lomba animasi ini dapat dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang untuk mendorong sekolah-sekolah Muhammadiyah menghasilkan animator-animator muda yang berbakat.
Dalam kompetisi animasi tersebut, empat sekolah berhasil meraih gelar juara. Juara pertama diraih oleh SMK Muhammadiyah 1 Genteng, Banyuwangi; juara kedua oleh SMA Muhammadiyah 3 Surabaya; juara ketiga oleh SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo; dan penghargaan spesial diberikan kepada SMK Muhammadiyah 2 Taman, Sidoarjo.
Penulis Aristiana Editor Wildan Nanda Rahmatullah