PWMU.CO – Korps Drumband Laskar PRM/Aisyiyah Sumuran yang dimiliki Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Dusun Sumuran Desa Sumurgayam, Paciran Lamongan Jawa Timur mampu menyedot perhatian penonton Pawai Ta’aruf yang digelar dalam rangka Milad ke-112 Muhammadiyah Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Paciran, Kamis (28/11/2024).
Kegiatan yang diadakan di Desa Sidokelar ini terbukti menyita perhatian warga setempat dengan hadirnya kurang lebih 1500 peserta pawai dan 7 korps drumben se cabang Paciran yang menghentak di siang hari bolong di sepanjang jalan lapangan Sentul menuju Perguruan Muhammadiyah Klayar.
Salah satu drumben yang menyedot perhatian penonton adakah Korps Drumband Laskar, drumben yang lahir 2023 ini dimainkan emak-emak yang berkolaborasi dengan bapak-bapak, uniknya pemainnya sudah berusia senja atau di atas 40 tahun karena mereka adalah anggota PRM dan PRA Sumuran.
“Cek kobere-kobere, tuwek-tuwek dulinan drumben, opo gak nduwe pegel tah? (Kok sempat-sempatnya, sudah tua bermain drumben, apa gak capek),” celetuk Zun Ghulam Zurofah, pria 51 tahun warga Klayar Sidokelar yang juga pernah mondok di pesantren Al-ishlah Sendangagung.
Salah seorang Panitia PCM Paciran Ahmad Nurhadi Tasam SH SPd menyatakan salut hadirnya drumben emak-emak dan bapak-bapak tua yang tampil di Pawai Ta’aruf ini.
“Luar biasa tampilan drumben Sumuran yang terdiri dari manula yang energik ini, semoga menginspirasi PRM dan PRA lainnya untuk tetep semangat berorganisasi,” ujar suami Lisa Fironika ini.
Koordinator drumben Laskar Sumuran yang sekaligus Ketua PRM, Sulaeman Wayolo mengungkapkan,
“Drumben ini bertujuan untuk menyalurkan hobby warga manula PRM dan PRA dan mengisi waktu luang ketika pekerjaan tani sudah rampung.”
“Korp Drumben yang dilatih Burhan dan Ruskan ini terdiri dari 60 orang pemain, dan penampilan keluar pertama tepatnya di Desa Sidokelar Paciran ini,” ungkap suami Uzlifah SAg SPd ini.
“Pawai Ta’aruf ini adalah momen sangat baik bagi kami untuk memotivasi pemain dalam mengembangkan potensi bermusik, tampil dan ditonton ribuan orang ini menjadikan kita lebih gigih tampil lebih maksimal,” imbuh pria kelahiran Desa Wamlana Kabupaten Buru, 29 Mei 1975 ini. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan