PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 2005-2015 Prof Din Syamsuddin mengatakan, bangsa Indonesia yang merupakan penduduk Muslim terbesar di dunia harus mengambil peran strategis sebagai ummatan washatan atau umat tengahan.
“Sebanyak 88 persen penduduk Indonesia beragama Islam menjadikan Indonesia merupakan pemeluk Islam terbesar di dunia. Kalau 22 negara Arab digabung, bahkan masih kalah. Maka, Indonesia harus berperan strategis untuk jadi kekuatan penengah, menjadi ummatan wasathiyah,” paparnya.
Din menyampaikan hal itu dalam Kajian Ramadhan 1440 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Dome Universitas Muhammadiyah Malang, Ahad (19/5/19).
Untuk menjelaskan peran umat Islam Indonesia sebagai umat tengahan itu, Din menyampaikan pengertian kata ‘ummah’. Meurutnya, Islam pada awalnya berdiri bukan sebagai agama yang komunal. Pemaknaan tersebut, berdasar pada kata ‘ummah’ yang turun pada ayat-ayat Madaniyah.
Din mengatakan, kata ‘ummah’ mengandung dua perbedaan makna jika dilihat berdasarkan letaknya: pada ayat Makkiyah atau Madaniyah.
Di surat-surat Makkiyah, kata ‘ummah’ sifatnya umum, tidak membatasi. Sementara, setelah peristiwa hijrah Nabi, masyarakat berkelompok salah satunya karena kesamaan keyakinan, yakni sama-sama memiliki keimanan pada Allah.
“Maka pada surat-surat Madaniyah, ada kesan dan konotasi yang bersifat komunal,” urai Din. Umat, dalam pengertian leksikal dan terminologis mempunyai makna yang bervariasi.
“Kata ‘ummah’ jika dikaitkan dengan pemeluk agama tertentu, memang iya. Tapi dalam arti sifat, makna ‘ummah’ sangat luas untuk seluruh manusia,” ujar Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Jakarta ini.
Makna kata ‘ummah’ dalam bentuk jamak ini yang bagi Din menarik untuk dikaji. “Karena dalam bentuk jamak, ‘ummah’ berarti menjadi dan menuju, atau menghimpun,” lanjutnya.
Din merumuskan kata ‘ummah’ sebagai upaya untuk menghimpun masyarakat dalam beramar makruf nahi munkar. (Isna)