Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah Aisyiyah (KKNMas) Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) kelompok 101 melakukan eksplorasi ke Dusun Rimba Cempedak, Senin (1/9/2025). Dusun ini terletak di Desa Kerinci Kanan, Kabupaten Siak, yang hingga kini masih tergolong wilayah terpencil.
Kunjungan tersebut bukan sekadar perjalanan biasa, melainkan bagian dari pengabdian sekaligus pengalaman nyata memahami kehidupan masyarakat pedalaman. Dusun Rimba Cempedak hingga sekarang belum terjangkau aliran listrik PLN dan sama sekali tidak memiliki jaringan internet.
Akses menuju lokasi pun tidak mudah. Dari kantor kecamatan, jaraknya sekitar 20 kilometer. Namun kondisi jalan yang terjal, curam, serta berlumpur ketika hujan menjadikannya tantangan tersendiri. Hambatan infrastruktur ini juga kerap menyulitkan masyarakat setempat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Dalam perjalanan menuju lokasi, rombongan mahasiswa sempat mengalami insiden kecil. Salah seorang di antara mereka terjatuh dari sepeda motor akibat jalan licin. Meski begitu, pengalaman tersebut tidak menyurutkan semangat. Justru hal itu menguatkan tekad mereka untuk tetap tiba di dusun, bersilaturahmi, dan berinteraksi langsung dengan warga yang jarang tersentuh program pembangunan.

Sesampainya di lokasi, mahasiswa menggelar sejumlah kegiatan. Mereka mewawancarai warga untuk menggali informasi kondisi sosial-ekonomi, bersosialisasi dengan pemuda melalui permainan voli dan berenang di sungai, hingga mengadakan acara bakar-bakar sederhana pada malam hari. Semua dilakukan di tengah gelap gulita, dengan penerangan seadanya.
Dalam sesi wawancara, salah seorang warga bernama Andi mengungkapkan kekecewaan terhadap janji pemerintah yang tak kunjung ditepati. “Kami sudah tidak berharap lagi. Sejak lama dijanjikan listrik, tapi belasan tahun tetap saja tidak ada. Ada atau tidak ada listrik, hidup harus tetap berjalan,” tuturnya dengan nada pasrah.
Percakapan itu menjadi pelajaran berharga bagi mahasiswa. Mereka tidak hanya mendengar keluhan, tetapi juga ikut merasakan hidup tanpa listrik dan internet. Aspirasi warga pun mereka dokumentasikan sebagai bahan laporan dan rekomendasi untuk pihak berwenang.
Kehadiran mahasiswa membangun kedekatan emosional dengan masyarakat, memperkuat ikatan sosial, sekaligus membuka ruang pembelajaran baru. Eksplorasi ini memberikan gambaran nyata tentang kesenjangan pembangunan yang masih dirasakan desa terpencil, serta menegaskan peran KKNMas sebagai jembatan komunikasi antara kampus dan masyarakat. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments