Peradaban New Normal Muhammadiyah

Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim Arbaiyah Yusuf bicara peradaban new normal. (Anis Shofatun/PWMU.CO)
Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim Arbaiyah Yusuf bicara peradaban new normal. (Anis Shofatun/PWMU.CO)

PWMU.CO-Peradaban new normal pasca wabah Corona dikupas dalam diskusi Webinar Hari Pendidikan Nasional  (Hardiknas) Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PWM Jawa Timur, Selasa (19/5/2020).

Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim Dra Arbaiyah Yusuf MA mengatakan, pendidikan harus terus berjalan dalam kondisi dan situasi apapun termasuk selama masa pandemi Covid-19.

Dia berpesan agar guru Muhammadiyah berpikir lebih dewasa dalam menyikapi pendidikan di era serba digital ini. ”Pada masa pandemi guru sangat dirindukan. Akan tetapi siapa yang menjadi guru saat ini sudah banyak bergeser ke orangtua, kakak, sepupu, media sosial,” jelasnya.

Bu Ar, biasanya ia disapa menyampaikan, pendidikan pada peradaban new normal era selayaknya tetap menghasilkan individu yang berkepribadian unggul, religius, cerdas berilmu dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi.

Menurutnya, di setiap sekolah Muhammadiyah harus tetap membangun budaya dan tradisi positif baru yang dengan sadar dibangun dalam garis terdepan untuk membangkitkan kembali peradaban Islam melalui pendidikan.

”Bila selama ini siswa hadir di sekolah menunjukkan sikap keramahan dengan moto sapa, senyum, salam dan berjabat tangan, maka pasca pandemi nantinya harus dipikirkan mulai sekarang jangan sampai budaya baik ini hilang,” katanya mencontohkan.

Dua Konsep Pendidikan New Normal

Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya ini menjelaskan, dua konsep pendidikan Muhammadiyah pada new normal era selama dan pasca Pandemi Covid 19 ini.

Pertama, Muhammadiyah Branded School. Sekolah Muhammadiyah selayaknya tetap fokus menghadirkan kepercayaan masyarakat (trust) melalui budaya Clean Green Hygiene and Beautiful School. Budaya ini sudah masuk dalam 10  indikator yang ditetapkan oleh Majelis Dikdasmen PWM Jatim dalam melakukan pemetaan sekolah-sekolah Muhamamdiyah Jawa Timut beberapa tahun ini.

”Masa pandemi Covid-19 ini banyak menyadarkan pentingnya pendidikan yang tetap membangun budaya hidup bersih dan sehat,” katanya.

Kedua, Holistic Education Approach. Pendekan pendidikan yang holistik (menyeluruh). Pendidikan holistik dibangun atas tiga fondasi yaitu spiritualitas, freedom (kebebasan) dan democracy (kemerdekaan).

Spiritualitas siswa harus dibangun dengan sangat kuat sehingga dalam menyikapi berbagai keadaan tidak tergoyahkan dan yakin atas kekuasaan Allah. Terhadap situasi Covid-19 ini, siswa dan semua guru semakin kuat spiritualitasnya.

”Jangan sampai muncul krisis sosial dari diri siswa sehingga menjauhi isolasi mandiri, mencemooh dan tidak support keluarga yang menderita Covid-19 dan lain sebagainya,” katanya.

 ”Mari perkuat spiritual siswa everything is created by God (Allah), there must be no fear (segala sesuatu ini diciptakan oleh Allah, maka janganlah takut,” lanjutnya.

Pada Webinar ini menghadirkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi sebagai keynote speeker. Juga para panelis sebagai best practice pembelajaran selama pandemi Covid-19 di antaranya kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang, SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya dan SMK Muhammadiyah 7 Gondang Legi. (*)

Penulis Anis Shofatun  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version