Memaki HRS, Pakai Nama Gus Mus

Mengkritik HRS
Sketsa Gus Mus

Memaki HRS, Pakai Nama Gus Mus  oleh Ali Murtadlo, jurnalis di Surabaya.

PWMU.CO-Ada teman nge-share tulisan Gus Mus. Diberi pengantar begini: Coba dibaca sampai tuntas, surat dari KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Kok ketoke masuk akal. Setelah saya baca surat yang dialamatkan: Kepada Para Saudara Keturunan Arab di Indonesia itu, sungguh sangat tidak masuk akal.

1. Gus Mus cara menulisnya halus, termasuk cara menyindirnya, puitis, karena beliau kiai yang sastrawan. Atau sastrawan yang kiai.

2. Gus Mus tidak mungkin menulis kata-kata begini: Pengakuan Imam Besar atas dirinya terus dilanjutkan dengan mulut tak pantasnya, sampai orang mengatakan tema maulid nabi dengan isu lonthe. Ini sangat memalukan umat Islam secara keseluruhan. Agama jadi mainan, nabi dilecehkan. Bahkan Tuhan dipermainkan. Ini keterlaluan, sekali lagi keterlaluan.

3.Kita sebut saja perilaku Anies Baswedan dengan mengacak Jakarta, Yusuf Martha’, Ba’asyir, Heikal Hasan, dst, bicaranya selalu revolusi, dan sejenisnya menggertak NKRI, memaki Pancasila….

Tulisan itu ditutup dengan: Sidoarjo, 19 Nop 2020 KH Mustofa Bisri-Gus Mus. Catatan paling bawahnya: sumangga dishare agar Indonesia lebih adem dan dijauhkan dari perpecahan.

Penulis Palsu

Anda percaya yang menulis benar-benar Gus Mus? Untung saja grup yang dikirimi ini banyak wartawannya. Langsung dikomentari begini: ”Jelas hoaxnya, gaya nulis Gus Mus, tidak kasar begini. Kalau mengritik pasti halus,” katanya. ”Saya juga dapat. Postingan ini ditemukan pertama di akun FB Iyyas Subiakto, orang Sidoarjo,” lanjut wartawati senior ini.

Lalu ada yang riset tentang asli tidaknya. Inilah penjelasan Ulil Abshar-Abdalla, menantu Gus Mus. ”Jika Anda menerima pesan yang diatasnamakan Gus Mus, jangan percaya. Itu bukan tulisan Gus Mus. Kalau kalian mau nyerang FPI, ya pakai nama sendiri ajalah. Nggak usah mencatut nama Gus Mus. Capek njawabi kemarin,” cuit Ulil.

Gus Mus sendiri juga mengaku capek menjawabnya. ”Aku kebanjiran pertanyaan tentang adanya surat yang ditandatangani oleh KH Mustofa Bisri yang ternyata itu bermula dari postingan orang Sidoarjo di Facebook. Lalu entah dengan alasan apa, ada yang mencantumkan namaku di situ (dan kelupaan menghapus tulisan Sidoarjonya),” tulis Pengasuh Pondok Pesanren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang yang karismatis ini.

Anehnya, penulis abal-abal itu, seolah-olah melakukan sesuatu yang bijak dengan berpesan begini: sumangga dishare agar Indonesia lebih adem dan terhindar dari perpecahan. Padahal ulah dia inilah, yang sangat membuat negeri ini tambah panas dan berpotensi membuat perpecahan.

Pertanyaannya: maukah Direktorat Siber Polri menelusurnya. Mengejarnya. Menginterogasinya. Mengapa dia tega melakukan kejahatan ini: mengaku-ngaku Gus Mus, menyerang suku tertentu, menyudutkan Habib Rizieq Shihab (HRS), dan merusak Anies Baswedan. Superjahatnya lagi: nabok nyilih tangan. Memaki HRS dengan meminjam tangan kiai yang sangat dihormati. Kejar Pak!

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version