Meninggal tanpa Ribet

Meninggal tanpa ribet
Ali Murtadlo

Meninggal tanpa Ribet oleh Ali Murtadlo, jurnalis di Surabaya.

PWMU.CO– Meninggal tanpa ribet. Itulah program Kifayah Masjid Ummul Mukminin Surabaya. Intinya, jika kita meninggal, tak perlu khawatir, siapa yang memandikan, kain kafannya sudah siap atau belum, ambulansnya ready atau tidak, modinnya siapa, dan yang penting makam dan penggalinya sudah ada atau belum.

”Masalah dipan atau amben saja bisa masalah. Pernah saya melihat jenazah ditaruh di sofa. Karena tak siap dipan.  Lalu juga modinnya cara NU atau Muhammadiyah. Kami siap dua-duanya. Berdasarkan pengalaman kecil-kecil seperti itulah, pengurus Masjid Ummul Mukminin melahirkan Kifayah pada 10 Januari 2006 lalu,” kata Ustadz Munir Qomary, Ketua Dewan Pengurus.

Servis all in itulah yang kini banyak dicari. Meski infonya dari mulut ke mulut, tapi member Kifayah hingga kini sudah diikuti 765 keluarga. ”Dulu hanya di sekitar masjid Barata Jaya. Tapi kini sudah ada peserta dari Citraland segala. Begitu mendengar, datang dan langsung mendaftar dan melunasi,” katanya. Saya dan istri termasuk yang sudah memiliki sertifikat lunas 7 tahun lalu.

Padahal pengusaha yang tinggal di Citraland itu pemakamannya pesan di Jakarta. ”Hanya saja dia ingin memastikan sebelum dibawa ke Jakarta, sudah dimandikan, dikafani, dishalatkan, baru dibawa ke bandara” katanya.

”Biaya per jenazah Rp 1,4 juta. Bisa dicicil setiap bulan Rp 10 ribu,” kata mantan PNS Kementerian Keuangan yang kini mengabdikan sepenuhnya untuk masjid ini. Hebatnya: ”Jika baru daftar dan meninggal, sudah dianggap lunas,” katanya.

Yang  hebat lagi. ”Rata-rata keluarga tidak mau. Beberapa hari kemudian, pengalaman selama ini, keluarga datang, membayar kekurangannya. Padahal sudah tahu kalau kami bebaskan,” katanya.

Melayani Semua Golongan

Siapa yang boleh daftar? ”Siapa saja, mulai bayi sampai yang sudah sakit-sakitan. Pernah, ada yang daftar bilang begini: Ibu saya divonis dokter akan meninggal lima hari lagi, bolehkah saya daftar kifayah? Maka, jawab kami tegas: boleh. Wong tujuannya memang untuk membantu mengurus semuanya tatkala keluarga berduka,” katanya.

 Uang iuran Kifayah yang terkumpul di Masjid Ummul Mukminin (UM) kini mencapai Rp 700 juta. ”Itu tak boleh diotak-atik. Khusus untuk kifayah saja. Tak boleh dipakai yang lain-lain,” katanya. Karena setiap pemakaman menggunakan ambulans milik sendiri, kini ambulansnya menjadi beranak satu lagi. Jadi dua. ”Meski sama-sama milik masjid, setiap kali dipakai kifayah, masjid tetap membayar ambulans Rp 350 ribu untuk pemakaman di Surabaya. Dari situlah, kami bisa membeli ambulans lagi,” katanya.

Yang luar biasa lagi dari masjid ini adalah program antirentenirnya. ”Dulu setiap pedagang yang kena rentenir, kita pinjami Rp 200 ribu. Dicicil 20 kali tanpa bunga. Modal awalnya Rp 3 juta dari sumbangan pengurus. Kini modal kami sudah Rp 700 juta. Juga sama seperti Kifayah. Uangnya tidak boleh dipakai yang lain-lain khusus untuk program antirentenir ini,” katanya.

Siapa tertarik untuk ikut program UM atau sharing dengan pengurusnya? Ustadz Munir dengan senang hati akan membagikannya. Ini nomor HP-nya 082147171431. Satu lagi Imani Basuki HP 082245027874.  Program meninggal tanpa ribet, benar-benar ya’muru masajidallah (At- Taubah 18). Memakmurkan masjid. Salam!

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version