Di Pendopo yang Unik dan Asri Itu, Nasyiah Menjawab Tuntas Tantangan Bupati Banyuwangi

Sebagian Nasyiah berfoto bersama dengan latar belakang Pendopo Kabupaten Banyuwangi (foto Afni)

PWMU.CO – Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-11 Nasyiatul Aisyiyah Jatim di Banyuwangi (11-12/12), meninggalkan sejumlah kenangan manis. Selain lancar dan suksesnya acara utama, para peserta juga mendapat pengalaman spesial lainnya. Termasuk kesempatan berkunjung ke Pendopo Kabupaten Banyuwangi.

Adalah Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang mengundang para peserta Musywil untuk makan bersama di Pendopo. Undangan tersebut disampaikan secara langsung ketika dia memberikan sambutan pada pembukaan Musywil ke-11.

(Baca: Bagi Kader Nasyiah, Musywil Sembari Momong Anak Itu Sudah Biasa dan Pemilihan Ketua Menggunakan E-voting, Cermin Demokrasi Berkemajuan Nasyiah Jatim)

“Kalau tahu pesertanya sebanyak ini maka akan saya sarankan pembukaannya di Pendopo saja. Karena di sini tempatnya memang masih terbatas,” kata Azwar. Acara Musywil NA sendiri digelar di Auditoriun Balai Diklat Perikanan dan Kelautan Brangsing Banyuwangi.

“Atau begini saja, kami mengundang para peserta Musywil ini, 100 atau 200 orang datang ke Pendopo untuk makan siang atau malam. Silakan pilih sendiri waktunya,” Azwar menambahkan.

(Baca juga: Gus Ipul Rayu Nasyiah agar Berkiprah di Dunia Politik dan Pesan-Pesan Cinta Gus Ipul untuk Nasyiah Jatim pada Musywil Pertama Se-Indonesia)

Tempat jamuan makan siang yang disajikan dalam bentuk garden party. Suasana hujan membuat jamuan semakin romantis (foto istimewa)

Undangan yang disampaikan dua kali pada sambutan itu ternyata bukan sekadar basa-basi. Sebab pada Ahad (11/12) malam, panitia lokal menyampaikan bahwa setelah rangkaian Musywil usai (Senin, 12/12), peserta akan diajak ke Pendopo untuk jamuan makan siang.

Nasyiah pun menyambut tantangan tersebut. Tidak hanya 100 atau 200, bahkan hampir seluruh peserta Musywil yang berjumlah 300 lebih orang ikut serta. Pendopo Kabupaten Banyuwangi pun akhirnya dipenuhi oleh Nasyiah se-Jawa Timur. Bersambung ke halaman 2 …

Sumur tua di kompleks Pendopo Kabupaten Banuwangi. Konon nama Banyuwangi berasal dari sumur ini (Foto Tari)

Meskipun tanpa didampingi Bupati Banyuwangi—karena ada acara di Pekalongan dan digantikan Dani Azwar Anas, istrinya– para peserta tampak menikmati. “Ini sebuah kehormatan. Jarang lho yang dapat undangan langsung oleh Bupati untuk makan bersama di pendopo,” kata Ria Eka Lestari, seorang peserta asal Gresik.

Yayuk, Wakil Bendahara PDNA Gresik, merasa takjub karena Pendopo itu begitu asri dan unik. “Karena berada di bawah bukit kecil sehingga seakan-akan Pendopo ini terletak di bawah rerumputan,” ujarnya.

(Baca: Terpilih Jadi Ketua Umum, Aini Sukriah Siap Sinergikan Potensi PWNA Jatim, 11 Fakta Angka Unik dalam Musywil ke-11 Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, Inilah 9 Anggota Formatur yang Terpilih dalam Musywil XI Nasyiah, dan Tangis Haru Menyertai Keberangkatan Peserta Muswil XI Nasyiah dari Gresik)

Pintu gerbang Pendopo yang terlihat kokoh sebagai peninggalan bangunan kuno (foto Tari)

Keunikan Pendopo juga diungkapkan Tari, panggilan Ria Eka Lestari. “Di dalam area Pendopo ada Rumah Osing, suku asli Banyuwangi. Dan di belakangnya ada sumur tua, yang konon asal muasal nama Banyuwangi,” ungkapnya.

Azwar Anas dalam sambutan pembukaan Musywil memang sempat menyinggung soal sumur itu. “Ada sebuah sumur di belakang Pendopo yang dinilai memiliki sejarah tentang penamaan Banyuwangi.”

Selain itu, ujar Tari, ada juga Patung Gandrung dan Guest House tempat Bupati menerima tamu untuk bermalam. Keunikan area pendopo itu membuat para Nasyiah betah dan tidak menyia-nyiakan untuk berfoto-foto. (Afni/Nur)

Ruang terbuka hijau. Nampak sebagian bangunan Pendopo seperti ada di bawah rerumputan (foto Tari)
Exit mobile version