Supervisi Akademik untuk Evaluasi Profesionalisme Guru

Heny Tri Hastutik (Jilbab Cokelat) Kepala SMP Aisyiyah Boarding School Malang mengamati langsung pembelajaran PJOk saat melakukan supervisi akademik (Moh Anis/PWMU.CO)
Heny Tri Hastutik (Jilbab Cokelat) Kepala SMP Aisyiyah Boarding School Malang mengamati langsung pembelajaran PJOk saat melakukan supervisi akademik (Moh Anis/PWMU.CO)

PWMU.CO – Supervisi akademik dilaksanakan SMP Aisyiyah Boarding School Malang bagi seluruh ustadzah dan ustadzah. Agenda ini telah diselenggarakan sejak Ahad, (19/9/2021) dan akan berakhir pada Ahad, (4/10/2021) mendatang.

Heny Tri Hastutik SPd, Kepala SMP Aisyiyah Boarding School Malang menyampaikan, supervisi akademik ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja ustadz dan ustadzah dalam kompetensi profesionalisme guru.

Menurutnya, agenda supervisi ini dibagi menjadi tiga tahap, yakni pra supervisi, pelaksanaan supervisi, dan pasca supervisi.

Pada pra supervisi, Heny dan tim pengembang sekolah bagian supervisi memastikan ketersediaan dokumen administrasi pembelajaran.

“Mengecek dokumen administrasi pembelajaran menjadi hal penting sebelum pelaksanaan,” tandasnya.

Dia mengatakan, kesiapan seorang guru dapat dilihat dari telah terselesaikannya seluruh dokumen administrasi yang berisi tentang program-program pembelajaran selama satu tahun ke depan, khususnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

“Pada tahap ini, mulai dari kalender pendidikan sampai bank soal dipastikan terceklis di rubrik penilaian supervisi akademik,” katanya.

Kepala Sekolah Amati Pembelajaran

Selanjutnya di tahap pelaksanaan, kepala sekolah hadir dalam pembelajaran di kelas untuk menjadi pengamat.

“Kebetulan hari ini jadwalnya Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Jadi saya mengamatinya di lapangan,” terangnya.

Pada tahap pelaksanaan supervisi ini, kepala sekolah memastikan apa yang telah terencana sebelumnya betul-betul terlaksana dengan baik atau belum. Selain itu ia menyaksikan secara langsung kemampuan dan kualitas mengajar para ustadz dan ustadzah.

Terakhir adalah pasca supervisi atau evaluasi. Hasil tahap pertama dan kedua akan dijadikan sebagai bahan untuk menentukan langkah sekolah dalam menentukan program pembinaan guru.

“Setelah selesai, para ustadz-ustadzah akan kami petakan yang bagus dan yang kurang. Yang bagus kami akan tindak lanjuti menjadi tutor sebaya bagi yang kurang,” ucap Heny.

Dia mengatakan, hasil sementara dari kegiatan supervisi ini masih ada ustadz dan ustadzah yang administrasi atau dokumen pembelajarannya belum lengkap.

“Namun kabar baiknya adalah, 90% dari ustadz-ustadzah sudah kreatif dalam melaksanakan pembelajaran, baik penyediaan media dan lain-lainnya,” ungkapnya.

Menurutnya, sebagian besar guru muda tergolong pada 90% tersebut. Namun kalau guru senior atau guru lama, masih terpengaruh dengan masanya.

“Kebanyakan, guru senior lebih percaya diri dengan metode pembelajaran ceramahnya,” pungkasnya sambil tersenyum. (*)

Penulis Moh Anis Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version