Mahasiswa Stikes Maboro Ikuti Diklat Kebencanaan Maharesigena

Mahasiswa Stikes Maboro ikuti diklat kebencanaan Maharesigena Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang bertajuk Disaster Volunteers Training IV.
Mahasiswa Stikes Maboro ikuti diklat kebencanaan Maharesigena (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Mahasiswa Stikes Maboro ikuti diklat kebencanaan Maharesigena Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang bertajuk Disaster Volunteers Training IV.

Dihubungi PWMU.CO Jumat (15/10/2021) mahasiswa Stikes Muhammadiyah Bojonegoro (Maboro) Juaneta Ari Sofyanti menyampaikan dirinya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Disaster Volunteers Training IV yang digelar oleh Maharesigena Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

“Diklat ini diselenggarakan dalam rangka rekrutmen anggota Maharesigana UMM. Maharesigana (Mahasiswa Relawan Siaga Bencana) adalah sebuah komunitas yang kini sudah menjadi organisasi relawan yang siaga dan tanggap terhadap bencana,” ujarnya.

“Maharesigana sendiri merupakan bentuk perwujudan aksi dari mahasiswa yang tergerak jiwanya untuk menolong sesama. Dan Maharesigana tersebut berada di bawah naungan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC),” tambahnya.

Tes Psikologi dan Wawancara

Peserta diklat ini, lanjutnya, tidak hanya mahasiswa UMM saja. Namun ada sebagian dari anggota Kokam Kota Malang dan Kota Batu, serta kami berdua dari mahasiswa Stikes Maboro

“Stikes Maboro mengirim dua orang delegasi untuk mengikuti kegiatan tersebut yaitu Rony Sugiarto dan Juaneta Ari Sofyanti. Tentunya peserta dalam diklat ini harus mengikuti beberapa tes terlebih dahulu yaitu tes psikologi dan tes wawancara. Dari tes tersebut hanya menyisakan 26 peserta untuk bisa mengikuti diklat ruang dan diklat lapang,” jelasnya.

Materi Diklat Ruang

Diklat ruang, sambungnya diselenggarakan pada 17-18 September 2021 di UMM. Kegiatan diklat ruang bertujuan untuk memberi ilmu dasar dan juga hal-hal yang harus dipelajari sebagai bekal kita menjadi relawan.

“Dalam diklat ruang ini kita diajarkan beberapa materi seperti Panorama Bencana, Kemaharesiganaan, Dasar-dasar Survival, Fiqih Kebencanaan, Psychologikal First Aid, Medical First Aid, Navigasi Digital dan Management Poskor,” urainya.

“Dari materi-materi tersebut kita sudah memulai memupuk jiwa kita dan kesiapan kita sebagai seorang relawan yang benar-benar berilmu agar dapat dengan mudah saat memberi pertolongan kepada korban,” imbuhnya.

Diklat Lapang di Pujon-Hill UMM

Kegiatan diklat lapang juga tidak kalah menarik dari diklat ruang. Diklat lapang ini dilaksanakan pada Jumat-Ahad (24-26/9/2021 di Pujon-Hill UMM yang terletak di Jalan Brigjend Abd Manan Wijaya No.517, Kedung Rejo, Sukomulyo, Kecamatan Pujon, Malang. Pujon-Hill sendiri adalah hutan yang diamanahkan untuk dikelola oleh UMM.

“Perjalanan menuju Pujon-Hill dari UMM memerlukan waktu sekitar 1 jam dengan jalan yang tidak mudah dan menanjak. Para peserta saling berboncengan mengendarai kendaraan pribadi dan dikawal oleh mobil panitia yang berada didepan. Akses menuju lokasi camp memerlukan tenaga ekstra dengan medan yang lumayan berat dan sulit,” paparnya.

“Namun semangat dari para peserta membuat tantangan itu menjadi suatu motivasi tersendiri bagi kita semua. Dalam tiga hari itu kita mendapatkan materi dan juga beberapa praktek lapangan seperti Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dan Search And Rescue (SAR) dasar yang lebih ke prakek repling. Kita juga melakukan kegiatan assessment masyarakat dengan terjun secara langsung ke pemukiman warga dan berinteraksi dengan warga. Dari hasil assessment yang didapatkan membuat hati kita tergerak untuk bisa memahami dan menolong masyarakat yang membutuhkan bantuan,” sambungnya.

Challenge Game

Selain itu, ujarnya, ada juga petualangan Maharesigana yang setiap kelompok harus berjalan menuju puncak dan juga posko yang akan dituju. Selama perjalanan ini meskipun keadaan hujan, medan atau akses jalan yang dilalui sangat licin dan curam tapi kita tetap berjuang untuk bisa melewatinya.

“Di petualangan ini kita memang diajarkan bagaimana kerjasama tim yang baik karena kita harus saling membantu untuk bisa mencapai tujuan akhir. Selain medan yang sulit, kita juga diberi challenge game yang dimana kita harus tidak takut dengan kotor. Game tersebut sangat seru dan tentunya menambah semangat kita semua,” terangnya

Setelah kegiatan petualangan tersebut, ungkapnya, tepatnya di malam hari ada lagi yang tidak kalah menarik yaitu Volunteer Talent Show dari masing-masing kelompok peserta. Saat Volunteer Talent Show ada yang menyanyi, puisi berantai, dan pertunjukan teater. Kegiatan ini menjadi hiburan bagi kita semua yang sangat asik dan tidak akan pernah terlupakan.

“Kita sangat bersyukur sekali bisa mengikuti kegiatan ini, tidak ada kata jauh dari kita, kita rela dengan jiwa seorang relawan yang tangguh untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Kegiatan yang sangat positif dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Semoga mahasiswa Stikes Maboro bisa mencontoh Maharesigana UMM dengan menjadi pelopor Maharesigana di Stikes Maboro,” harapnya. (*)

Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version