Cegah Perundungan, Smamda Gelar Roots

Cegah perundungan
Sesi klinis bersama fasilitator Umi Habibah dan Riana Wulaningrum. (Ernam/PWMU.CO)

PWMU.CO– Cegah perundungan (bullying), SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo mengadakan diskusi Roots, Jumat (12/11/2021). Pelatihan yang dilaksanakan daring dan luring dikemas dalam ajang curhat, game, praktik, dan pengimbasan.

Umi Habibah, fasilitator nasional program Roots Indonesia, program Roots Indonesia merupakan program uji coba pencegahan perundungan.

Roots telah dikembangkan oleh UNICEF Indonesia sejak tahun 2017-2020 bersama pemerintah Indonesia, akademisi, serta praktisi pendidikan dan perlindungan anak.

“Tujuan dari program Roots Indonesia memusatkan peran pelajar di sekolah sebagai agen perubahan untuk menyebarkan pesan dan perilaku baik di lingkungan sekolah, khususnya kepada teman sebaya,” ujar kepala Bimbingan dan Konseling (BK) Smamda Sidoarjo.

Menurut dia, dampak program Roots Indonesia menggembirakan. Hasil yang dikumpulkan dari program uji coba ini menunjukkan bahwa perundungan dapat berkurang hingga 30% setelah program ini dilakukan.

”Awal kegiatan ini sekolah mengajak 29 siswa yang terpilih sebagai agen anti perundungan di Smamda Sidoarjo. Selanjutnya mereka mengikuti pelatihan sebagai agen perubahan di sekolah,” lanjut master sains lulusan UMM ini.

Program Roots Indonesia di Smamda difasilitasi oleh dua guru sebagai fasilitator. Setelah siswa mengikuti pelatihan mereka diharapkan mampu membawa pengaruh positif terkait anti perundungan (bullying) di sekolah.

“Semua bisa dilakukan dengan media sosial untuk kampanye anti perundungan di sekolah”, tambah sarjana psikologi lulusan UMM.

Pelatihan yang dilaksanakan dikemas secara daring dan luring. Hadir sebagai narasumber dari berbagai kalangan, kepala sekolah, komiite sekolah dan pengawas sekolah. Semua kegiatan dikemas dengan sangat menarik. “Ada ajang curhat, game, praktik, dan pengimbasan,” lanjut Habibah.

Khusus untuk pengimbasan, semua peserta akan melakukan pengimbasan kepada seluruh siswa melalui berbagai kegiatan. Kampanye ke kelas-kelas, kultum setelah sholat Duhur, pembinaan keputrian, dan aksi pertunjukan.

“Juga penyebaran video melalui media sosial untuk cegah perundungan,” kata perempuan yang akrab disapa Beibah.

 Penulis Ernam  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version