Kisah Editor Numpang Meja dan Harapan agar Kontributor Naik Kelas

Nurfadlilah saat di acara roadshow di Lamongan (Estu Rahayu/[WMU.CO)

Kisah Editor Numpang Meja dan Harapan agar Kontributor Naik Kelas, laporan Kontributor SMA Mugammadiyah 1 Gresik Estu Rahayu

PWMU.CO – Bus pariwisata berwarna kuning stabilo menghentikan lajunya di depan gerbang SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas). Kala itu matahari telah melewati siang, Sabtu (19/2/2022). Cahayanya yang terang berbinar terasa hangat meski waktu Ashar telah tiba. 

Dari dalam bus, satu per satu peserta yang tergabung dalam Kontributor Gresik untuk PWMU.CO (Kongresmu) mulai turun. Rombongan dari berbagai sekolah Muhammadiyah di Gresik itu selesai menghadiri acara Roadshow Milad Ke-6 PWMU.CO Jatim 1 di Kota Wingko Babat, Lamongan. 

Di antara mereka, tampak seorang perempuan berusia lanjut mengenakan batik biru dongker-putih. Dia berjilbab rapi dengan sanggahan bandana serupa topi golf. Dengan hati-hati, dia menuruni tangga bus. 

Wajahnya tetap sumringah. Kontributor berusia 63 tahun itu terlihat gembira meski belum ditakdirkan bertemu orang nomor satu di Sekolah Menulis PWMU.CO. 

Saat kedua kakinya sudah menapak sempurna di trotoar, Nurfadlilah SPd, perempuan lanjut usia itu mengungkapkan isi hatinya. “Alhamdulillah, acara Roadshow Jatim 1 di Lamongan berjalan lancar. Semoga semakin menambah energi dan semangat menulis para kontributor. Terutama para kontributor muda,” ujarnya. 

Sambil membetulkan selempang tas kecil hitam di pundaknya, dia berharap akan semakin banyak tulisan yang terlahir setelah roadshow. “Jadi setiap ada kegiatan sekolah atau di amal usaha Muhammadiyah dan Aisyiyah, ada beritanya,” ujarnya sambil berjalan perlahan menuju koridor Spemdalas. 

Sambil berbisik, kakak dari Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni ini berkata, “Saya berharap para co-editor bisa naik kelas menjadi editor.” 

Sedangkan kontributor yang tulisannya sudah bagus, lanjutnya, bisa membantu editor dengan menjadi co-editor. “Ini baru naik kelas!” seru Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Gresik itu. 

Baca sambungan di halaman 2: Kisah Editor Cari Meja 

Kisah Editor Cari Meja 

Langkah Nurfadlilah berhenti sesampai di gerbang sekolah yang bercat oranye dan abu-abu muda. Sambil memegang tangan saya, nenek yang mengabdikan dirinya sebagai petugas Bimbingan Rohani (Bimroh) pasien RS Muhammadiyah Gresik ini mengungkap alasannya. 

“Saya kasihan sama para editor PWMU.CO. Mereka mengedit berita yang masuk tanpa mengenal waktu dan hari libur. Bisa sampai tengah malam agar berita bisa cepat terbit,”  ujarnya. 

Terkadang, lanjutnya, kalau ada acara keluarga mereka buru-buru pulang. “Agar bisa segera mengedit berita,” tambahnya. 

Bu Nur—begitu biasanya disapa—berkisah, “Pernah pada siang hari menjelang sore, adik saya Nurfatoni sepulang dari acara Majelis Dikdasmen PDM Gresik di Karangrejo, mampir ke rumah saya di BP Kulon.” 

Sambil membawa laptop, Faton—panggilan akrabnya—langsung menuju meja makan dan berkata, “Aku mrene iki nggolek mejo Mbak. Ape ngedit, kiriman berita wis numpuk,” begitu tuturnya menirukan ucapan sang adik. Artinya: saya ke sini mencari meja untuk mengedit kiriman berita yang sudah menumpuk. 

“Jadi sudah saatnya PWMU.CO menambah editor dan co-editor. Saya rasa banyak kontributor yang tulisannya bagus bisa membantu menjadi co-editor. Sudah waktunya naik kelas!” tandas nenek dengan dua putra dan 6 cucu itu sambil berjalan menuju mobil Toyota Yaris-nya yang terparkir di halaman Spemdalas. (*)

Exit mobile version