Putra Nadjib Hamid Jadi Ketua IMM Malaysia

Putra Nadjib Hamid
Musycab IMM Malaysia berlangsung offline dan online.

PWMU.CO– Putra Nadjib Hamid,  Aunillah Ahmad, terpilih sebagai Ketua Umum IMM Malaysia periode 2022-2024. Dia bersanding dengan Rajih Arraki’ sebagai Sekretaris Umum IMM Malaysia.

Keduanya terpilih dalam Musyawarah Cabang (Musycab) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Malaysia yang diselenggarakan, Sabtu (19/2/2022).

Musyawarah Cabang berlangsung online dan offline bertempat di Rumah Dakwah Muhammadiyah Gombak Kuala Lumpur. Saat pemilihan calon formatur menghasilkan tujuh orang formatur IMM Malaysia periode 2022-2024. Yaitu Aunillah Ahmad, Ahmad Shidqi Mukhtasor, Malwa Sabrina Wahida, Rajih Arraki’, Hendri Saputra, Husaini Ahmad, Fakhri Abrar.

Rapat formatur memutuskan putra Nadjib Hamid, Aunillah Ahmad, yang akrab dipanggil Ulin sebagai Ketua Umum dan Rajih Arraki’ sebagai Sekretaris Umum IMM Malaysia periode 2022-2024.

Ulin saat ini kuliah di Universitas Islam Internasional Malaysia jurusan Ilmu Politik semester terakhir. Dia langsung kuliah di Kuala Lumpur setamat dari Muallimin Yogyakarta.

Ulin menjelaskan, dukungan atas keberadaan IMM luar negeri sudah ada lebih kurang 3-4 periode DPP IMM ke belakang. Bisa dilacak dari pelantikan IMM Malaysia dan Australia pada tahun 2018.

Puncaknya Darul Arqam Dasar pertama IMM Luar Negeri terselenggara di Malaysia bulan Oktober 2019. Setelah redup karena pandemi, IMM Malaysia mulai bergerak sejak akhir 2021 hingga terlaksana Musycab pertama tahun 2022.

“Sesuai rekomendasi Musycab, fokus awal IMM Malaysia dititikberatkan pada soliditas kader yang berkurang salah-satunya karena pandemi. Mahasiswa tidak ada yang datang ke kampus,” kata Ulin dihubungi Selasa (22/2/22).

Kemudian, sambung dia, dilanjutkan kolaborasi dengan PCIM dan PCIA di bidang pendidikan anak migran. Khususnya yang tanpa dokumen. Kerja sama dengan organisasi nirlaba yang senafas dengan Muhammadiyah, terakhir aktivisme mahasiswa di Malaysia pada umumnya.

Sambutan PCIM

Ketua PCIM Malaysia Sonny Zulhuda menyampaikan, Muhammadiyah itu shaalihun likulli zamaanin wa makaanin. Muhammadiyah itu relevan di tiap waktu dan tempat. Kiprah Muhammadiyah di masa pandemi Covid-19 sangat banyak dikerjakan mulai membantu pengobatan di rumah sakit, sosialisasi protokol kesehatan, bantuan soaial, dan lainnya.

Sonny menyampaikan Muhammadiyah mampu terus bertahan karena solidnya organisasi otonom dan kerja sama lain, didukung berbagai sumber daya yang ada.

Musycab bertema Menggalang Soliditas IMM Malaysia untuk Gerakan Diaspora Berkemajuan. Ini Musycab IMM Luar Negeri pertama dimeriahkan dengan rangkaian lomba, sarasehan perkaderan, hingga studium generale yang dihadiri oleh mantan Ketua Umum DPP IMM Najih Prastiyo.

Najih memaparkan, gerakan IMM merupakan bentuk interpretasi dari ideologi yang dimiliki mahasiswa Muhamamdiyah. ”Gerakan mahasiswa bukan sekadar demonstrasi massa. Tapi juga ada proses lobi, dengar pendapat, advokasi, dan sebagainya,” ujarnya.

Dia berpesan pentingnya penguatan ideologi Muhammadiyah bagi kader IMM di luar negeri seperti Malaysia ini.

Musycab yang diselenggarakan IMM Malaysia secara hibrid ini bertujuan untuk melanjutkan roda kepemimpinan, menjaring kader Muhammadiyah di kampus-kampus Malaysia, juga sebagai agenda internasionalisasi gerakan IMM dan Muhammadiyah.

Seusai Studium Generale dan pembukaan, agenda dilanjutkan dengan pembahasan garis besar haluan organisasi (GBHO), mekanisme kerja, rekomendasi untuk IMM dan Muhammadiyah Malaysia, serta ditutup dengan pemilihan formatur.

Salah satu rekomendasi inti mendorong IMM Malaysia untuk memperkuat hubungan dengan gerakan-gerakan mahasiswa, kemasyarakatan, dan keislaman di Malaysia. (*)

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version