Pengaderan Muhammadiyah Harus Cepat

Perkaderan Muhammadiyah Harus Cepat, laporan Pelantikan dan Rakerda PD IPM Banyuwangi oleh kontributor Banyuwangi Roudhotul Jannah.
Pelantikan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Banyuwangi. Pengaderan Muhammadiyah Harus Cepat (Roudhotul Jannah/PWMU.CO)

Pengaderan Muhammadiyah Harus Cepat, laporan Pelantikan dan Rakerda PD IPM Banyuwangi oleh kontributor Banyuwangi Roudhotul Jannah.

PWMU.CO – Pelantikan dan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Banyuwangi 2021-2023 dengan tema Rayapan Antusiasme untuk Mewujudkan Gerakan Pelajar Progresif digelar di Aula Panti Asuhan Budi Mulya Sumberrejo Banyuwangi, Ahad (13/3/2022).

Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi Tamyis, Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jatim Nafis Zamani Alfiansyah, perwakilan IPNU, perwakilan PDA Banyuwang Muntahani Zakiyah dan Hamidah, serta perwakilan PDPM Banyuwangi.

Hadir juga anggota Departemen Dakwah Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Banyuwangi Roudhotul Jannah,  dua perwakilan IMM Banyuwangi, serta perwakilan IPM se-Banyuwangi.

Perlu Kader Militan

Ketua PW IPM Jatim Nafis Zamani dalam sambutannya menyampaikan kepengurusan IPM begitu cepat periodenya hanya dua tahun. Ini ada nilai filosofis pengkaderan Muhammadiyah memang harus cepat. Agar ada regenerasi, karena Muhammadiyah memerlukan kader-kader yang militan.

“Transformasi intelektual, literasi dapat ditingkatkan nilai diskusi. Kita sebagai kader Muhammadiyah jangan mudah emosi tapi harus dapat memahami nilai situasi dalam menghadapi permasalahan,” ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, yang masih hangat seperti kasus pencopotan identitas Muhammadiyah di Desa Tampo Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi. Sebagai kader IPM jangan mudah terbawa arus langsung marah. Tetapi harus menarik benang merahnya, mencari akar permasalahan yang ada.

Medsos sebagai Media Dakwah

“Selain itu IPM juga haruslah mampu mengoptimalkan penggunaan media sosial sebagai media dakwah. Misal acara kali ini dibuat tiktok yang diunggah di media sosial. Selaku PW IPM kami mengapresiasi IPM dapat mengoptimalkan penggunaan media sosial,” ungkapnya.

Dia menjelaskan IPM merupakan gerbang awal dari perkaderan Muhammadiyah. IPM itu tidak hanya berada di SMP/MTs, SMA/MA, desa, tetapi juga tingkat SD.

“Tentu saja bentuk perkaderannya berbeda. Bila tingkat SD yang penting ditanamkan nilai kepemimpinan dan tanggung jawab,” jelasnya.

Syukuri Takdir

Sementara itu Sekertaris MPK PDM Banyuwangi Tamyis menyampaikan tentang ayat al-Quran yang dibacakan diawal pembuka yaitu surat ar- Rahman. Nikmat mana yang didustakan. Coba bangun tidur bercerminlah.

“Begitu sempurnanya badan kita. Jangan melihat yang di atas kita, tetapi lihat orang-orang yang di bawah kita. Intinya kita harus tetap bersyukur apa yang sudah menjadi takdir,” pesannya.

Dia ini merasa sangat bersyukur setelah 20 tahun berlalu, sekarang putra-putrinya dapat meneruskan perjuangannya ikut aktif di kepengurusan IPM.

Hubungan Shalat dan Perilaku

Menurutnya isra mikraj jika dimaknai Nabi Muhammad mendapatkan perintah shalat. Kita sebagai muslim melaksanakan perintah shalat lima waktu sama dengan dimikrajkan.

“Bila melihat bagaimana shalat kita, maka kita bisa melihat perilaku sehari-hari. Walaupun kelihatan shalat dengan khusyuk, namun kita masih menganggap orang lain lebih rendah. Dan dalam menghadapi permasalahan mudah terbawa emosi. Maka berarti shalatnya belum benar,” tuturnya.

Diakhir sambutannya Tamyis membacakan puisi hasil karyanya yang baru launching 1 Maret 2022.

Ketika Pena Berhasrat Menuliskan Kata dan Nama

Ketika pena berhasrat menuliskan kata
maka, mata dan hati hanyalah kedua kaki
yang menegakkan raga

Ketika pena berhasrat menuliskan nama
maka, tangan dan jemari hanyalah sungai
yang mengalirkan rasa

Ketika pena, tak lagi menuliskan kata dan nama
maka, puing-puing dinding kamar
hanya menjadi jalan sunyi
yang ditempuhi sekawanan kemarau
di padang gembala. (*)

Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version