Peringati Hari Tuberkulosis Sedunia, 48 RSMA Galakkan Program Mentari TB Recovery Plan

Peringati Hari Tuberkulosis Sedunia, 48 RSMA Galakkan Program Mentari TB Recovery Plan. Liputan Kontributor PWMU.CO Yogyakarta Budi Santoso.

PWMU.CO – Mentari TB Recovery termasuk program baru Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang membantu mempercepat penemuan kasus Tuberkulosis (TB).

Dalam prosesnya, program ini menggalakkan kegiatan seperti skrining dan pemeriksaan khusus. Harapannya, insan kesehatan bisa segera mendeteksi dan mengobati penderita TB.

Relevansi Tema

Manajer Program Mentari TB Recovery Plan MPKU PP Muhammadiyah dr Aldila S Al-Arfah MMR menyatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan kemunduran penanganan atau penemuan kasus TB seperti sepuluh tahun silam.

Aldila—panggilan akrabnya—juga mengungkap, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 250 orang meninggal karena TB setiap harinya. Ini setara dengan 11 orang meninggal setiap jam.

Jadi, tema pada Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia hari ini (24/3/22)—‘Invest to End TB, Save Lives’ (berinvestasi untuk mengakhiri TB, selamatkan hidup)—menurutnya sangat relevan dengan kondisi terkini.

Selanjutnya, Aldila mengimbau semua pihak bisa memanfaatkan momentum ini untuk tidak terlalu larut pada degradasi temuan kasus. Justru, sesegera mungkin harus recovery (memulihkan) TB di Indonesia maupun dunia. Sebagaimana yang MPKU PP Muhammadiyah jalankan melalui program Mentari TB Recovery Plan.

Spirit Al-Maun

“Ada dan tidak adanya program (Mentari TB Recovery Plan), masalah TB adalah penting dan menjadi panggilan insan kesehatan. Wabil khusus insan kesehatan di Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (RSMA),” imbuh Aldila saat dihubungi PWMU.CO, Rabu (23/3/22)

Baginya, RSMA berupaya memberi kontribusi positif dan progresif dalam menanggulangi TB. “Itu sesuai spirit al-Maun di dalam gerakan Muhammadiyah yang diajarkan pendirinya, KH Ahmad Dahlan, yakni semangat keberpihakan kepada kaum dhuafa,” tuturnya.

Pasalnya, masyarakat dhuafa atau ekonomi menengah ke bawah lebih rentan terhadap TB. Sebab, mereka mungkin tinggal di lingkungan yang sesak atau padat dan kurang pemenuhan gizinya.

Oleh karena itu, tak sekadar melakukan tindakan kuratif, jaringan RSMA pun akan melakukan kegiatan yang bersifat preventif atau pencegahan melalui edukasi dan sosialisasi ke masyarakat sekitar rumah sakit.

15 Tahun Perangi TB

Senada dengan Aldila, Ketua MPKU PP Muhammadiyah Dr H Mohammad Agus Samsudin MM menyebutkan, MPKU dengan jaringan RSMA di bawahnya telah aktif memerangi TB sejak 15 tahun lalu. “RSMA juga banyak dokter paru, sehingga sudah sekitar 15 tahun turut memerangi TB,” ujarnya.

Untuk saat ini, ada 48 jaringan RSMA di seluruh Indonesia yang tergabung dalam program Mentari TB Recovery Plan dan menjadi rumah sakit rujukan pengobatan TB.

“Yang dilakukan MPKU sampai sekarang masih fokus ke layanan RS, tetapi ke depan juga akan berubah salah satunya dengan melibatkan masyarakat di sekitar RS,” terangnya.

Jadi, lanjut Agus, RS tidak hanya melakukan kurasi tetapi juga prevensi dengan mengedukasi masyarakat terutama kelompok rentan. Agus juga menekankan urgensi menemukan dan menyembuhkan TB.

Menurutnya, tidak terlepas dari dampak dan risiko bagi orang yang terinfeksi TB dan keluargannya. “Untuk itu, perhatian kita terhadap masalah TB harus ditingkatkan, karena TB bukan lagi penyakit individu, tetapi masalah sosial, bahkan bangsa!” tandasnya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version