Drama Covid Matsmunam Bikin Merinding Disko

Drama Covid
Pertunjukan Drama Covid di Pentas Seni Matsmunam.

PWMU.CO – Drama Covid Matsmunam bikin gemetaran hadirin yang menonton pentas seni akhir tahun pelajaran 2021/2022 di Perguruan Muhammadiyah Banyutengah Gresik, Ahad (19/6/2022).

Drama Covid itu dimainkan grup teater siswa Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 6 (Matsmunam) Banyutengah Panceng.

Cerita bermula mewabahnya virus Corona di seluruh pelosok tanah air. Tidak terkecuali di pedesaan, tempat para siswa Matsmunam menimba ilmu.

Dalam dialog para pemain teater itu menceritakan, ada kesimpangsiuran informasi terkait pandemi Covid-19. Sehingga ada masyarakat yang percaya dan tidak. Termasuk para orang tua dan anak yang disekolahkan di Matsmunam.

Ketika ada imbauan dari pemerintah memakai masker saat pergi ke madrasah, ada orang tua dan anak yang mengabaikan. Suatu hari, anak yang mengabaikan imbauan itu bergejala Covid sehingga opname di rumah sakit.

Terpaparnya siswa itu berlangsung saat belajar. Kepala madrasah menghubungi orangtuanya. Mendengar informasi kondisi anaknya opname di rumah sakit, orangtua itu kaget sampai menangis sejadi-jadinya. Ia menyesal tidak percaya dengan bahaya pandemi virus Corona.

Satu saat, pihak rumah sakit mengabarkan berita duka. Anak itu meninggal dunia karena Covid sudah menyebar ke parunya. Keluarga dan seluruh warga Matsmunam berduka.

Pocong

Pemakaman dilakukan. Sebuah keranda mayat dibopong oleh empat siswa di depan penonton. Siswa yang mengangkat keranda tampak kepayahan. Ketika keranda diletakkan di atas panggung di depan penonton, tiba-tiba peti terbuka. Muncul berdiri sosok tubuh dibungkus kafan dari ujung kaki hingga kepala. Wajah putih bertabur bedak. Kedua mata lebar dilingkari warna hitam. Ada kapas di kedua lubang hidungnya.

Musik pun bergema mengagetkan. Sosok pocong itu melompat dari panggung menghampiri penonton. Penonton terkejut berteriak. Musik dangdut mengalun. Pocong itu berjoget. Penonton tertawa. Saat pocong mendekati penonton mereka takut dan menjerit. Pentas seni menjadi riuh. Jeritan dan tawa  bersautan memecah hening malam itu.

 ”Kok bisa pocong tiba-tiba berdiri dan melompat lalu berjoget mengikuti musik. Lucu tapi juga merinding disko,” komentar pentonton.

”Semoga tampilan tahun depan lebih bagus dan semarak lagi,” kata Fadiyah, wali siswa Matsmunam.

Penulis Anshori  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version