Memukau! Siswa MIM 13 Sendangagung Tampilkan Kesenian Jidor

Aksi Jidor MIM 13 Sendangagung memukau dan mengundang perhatian penonton, aksi ini digelar di acara Pentas Seni, Rabo 26 Juni 2024, (Gondo Waloyo/PWMU.CO)

PWMU.CO – Murid kelas V dan VI Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 13 Sendangagung menampilkan jidor di acara Pentas Seni MIM 13 Sendangagung dengan tema Wonderful Migasa 2024 pada Rabu, (26/6/2024).

Perlu diketahui, Kesenian tradisional jidor merupakan kesenian khas Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Kesenian musik rebana yang diiringi gendang dan jidor ini kian langka pemainnya. Hal tersebut disebabkan karena para pemainnya sudah udzur dan termakan oleh usia.

Kegiatan yang digelar di halaman MIM 13 ini penuh sesak oleh penonton yang antusias ingin menyaksikan suguhan dari anak kelas I sampai kelas VI, MIM 13 ini.

“Tak ada kursi yang kosong semua terisi, bahkan penonton di luar pagar rela berdiri demi menonton perhelatan tahunan ini,” jelas Ahmad Arif SE, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 13 ini.

Musik tradisional jidor menjadi suguhan pertama dalam acara yang dihelat malam hari itu. Dimainkan oleh 15 anak dengan rentang usia 10-12 tahun.

Musik jidor mampu melantunkan musik yang harmonis, rancak hingga dapat menghentak pentas. Hal tersebut mengundang perhatian para penonton untuk mengabadikan momen langka ini.

“Jidor ini pas sekali disajikan di acara sekolah seperti ini, betul-betul wonderful jidor saat dimainkan anak ibtidaiyah,” ujar Ikhwanus Syarif yang merupakan salah satu wali murid sekaligus penonton MIM 13 ini.

Sementara itu, koordinator Jidor MIM 13 Iwantoro SPd mengungkapkan, “Untuk persiapan penampilan jidor ini cukup sekali latihan, karena pemain jidor ini sudah sering gabung latihan dengan jidor Surya Nada SMPM 12 Sendangagung dan sudah tampil show terhitung 10 kali lebih, baik di tingkat Daerah Muhammadiyah Lamongan, Cabang Paciran atau untuk acara internal sekolah,”

“Semoga tetap istiqamah dalam rangka turut melestarikan atau uri-uri budaya lokal, yaitu jidor Sendangagung,” pungkas Zuhri Uhya yang menjadi salah satu pemain senior jidor Golden Star. (*)

Penulis: Gondo Waloyo Editor: Ni’matul Faizah

Exit mobile version