Ustadz Nasrani Khutbah Idul Adha, Jelaskan 4 Harapan Nabi Ibrahim

Ustadz Nasrani saat menyampaikan Khutbah Idul Adha di Halaman Masjid Nurul Iman Ketanon, Kedungwaru, Tulungagung (Hendra Pornama/PWMU.CO)

Ustadz Nasrani Khutbah Idul Adha, Jelaskan 4 Harapan Nabi Ibrahim; Liputan Hendra Pornama, kontributor PWMU.CO Tulungagung.

PWMU.CO – Ustadz Nasrani menyampaikan empat pesan Nabi Ibrahim dalam khutbah shalat Idual Adha di halaman Masjid Nurul Iman, Ketanon, Kedungwaru, Tulungagung, Sabtu (9/7/2022). 

Dia menjelaskan, dalam surat al-Ashar, Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk mendirikan shalat dan berkurban. 

Menurut dia berkurban, lanjutnya merupakan manisvestasi dari rasa syukur. Utamaya di hari Idul Adha (10 Dzulhijjah) dan Hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). 

“Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini juga meneladani kisah Nabi Ibrahim,” ujar ustadz lulusan STM Negeri Tulungagung tahun 1978 ini.

Nasrani adalah seorang Muslim. Nama ‘Nasarni’ adalah asli atau nama kecil pemberian orangtuanya—Kisman dan Juwarih. Panggilan lain Ustazd Nasrani adalah Ustadz Nayong. Dia adalah paman Hendra Pornama, Kepala Kantor Lazismu Kabuatan Tulungagung.

Empat Harapan Nabi Ibrahim

Ustazd Nasrani menjelaskan, ada empat harapan dari kisah penyembelihan Nabi Ismail oleh Nabi Ibrahim. Pertama harapan atas dirinya. Nabi Ibrahim berharap terhindar dari kemusyrikan. Sebab manyaknya nikmat yang diterima oleh Nabi Ibrahim dan umat manusia cenderung akan membuat sombong dan berbuat syirik. 

“Menyejajarkan Allah SWT dengan harta dunia adalah bentuk kemusrikan,” katanya.

Harapan kedua adalah keimanan atas keluarga. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Anam (74): “Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Azar, ‘Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai Tuhan-Tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.’”

Selain itu Ibrahim juga menginginkan anaknya dan keturunannya taat kepada Allah dan menjadi umat yang mulia. 

“Ibrahim juga mendambakan keturunan yang shalih sehingga bisa meneruskan estafet perjuangan dalam menebarkan agama Islam,” ujarnya.

Harapan Ibrahim yang ketiga adalah kepada masyarakat. Yakni agar masyarakat beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. “Oleh karena itu, sejak muda, Ibrahim telah membuka cakrawala berpikir agar tidak ada kemusrikan di masyarakat,” kata dia sambil mengutip surat al-Baqarah ayat 129: 

“Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

Dia menegaskan, di era sekarang ini, masyarakat amat membutuhkan dakwah yang mencerahkan dalam memotivasi kehidupan yang lebih baik. 

Keempat adalah harapan atas negara dan bangsa. Ibrahim ingin negara dan bangsa senantiasa dalam keadaan aman dan sejahtera. Hal ini tersirat dalam surat surat al-Baqarah 126. 

Dalam ayat tersebut Ibrahim memohon agar menjadikan negeri ini (tanah Arab) menjadi negeri yang aman sentosa dan diberkahi pendudukmya oleh Allah SWT. 

Selanjutnya, ujarnya mengingatkan, setiap orang  bertanggung jawab atas kehidupan yang baik. Namun pemimpin dan pejabat mempunyai tanggung jawab yang lebih besar karena mempunyai kebijakan untuk membuat rakyatnya sejahtera. 

Harapan untuk memiliki penghidupan yang lebih baik tidak cukup dengan doa, namun juga usaha yang sungguh-sungguh. 

Tahun ini Masjid Nurul Iman Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Ketanon Utara, menyembelih empat ekor sapi dan tiga ekor kambing. “Seluruh proses penyembelihan dilakukan oleh takmir dan remas, mulai dari menyembelih, nyeset (menguliti) daging dan mboleng (memotong daging), serta pembagiannya,” kata Daruno Arifin, Ketua Takmir Masjid Nurul Iman. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version