![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2022/07/WhatsApp-Image-2022-07-27-at-17.12.45-2.jpeg?resize=1200%2C541&ssl=1)
Di Mana Redaksi PWMU.CO Ngantor Sehari-hari? Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Kenapa jauh-jauh dari Yogya Kuliah Kunjungan Lapangan (KKL) ke PWMU.CO? Pertanyaan itu terucap dari Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni sebelum dia memaparkan profil PWMU.CO secara mendalam.
Fatoni—sapaannya—langsung bertanya kepada sang kaprodi di hadapan 70 mahasiswa yang hadir di Aula Mas Mansur Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. “Kok saya agak ge-er atau pede. Saya kira (PWMU.CO) nggak dikenal di sana, Pak,” katanya. Gelak tawa peserta langsung menyeruak.
Maka, Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Drs Ahmad Hermawan Lc MA, mengaku, “PWMU.CO terkenal di bidang pengelolaan website medianya.” Riuh tepuk tangan para mahasiswa pun terdengar.
Kemudian, Fatoni—sapaannya—mengajak peserta membuka portal berita PWMU.CO dari ponselnya masing-masing. “Sudah ada berapa berita yang terbit hari ini?” tanya pria asli Lamongan itu.
Sambil memantau dari ponselnya, salah satu peserta menjawab empat berita. “Empat!” tegas Fatoni. “Itu salah satunya (berita) dari Arab Saudi. Kita punya satu kontributor dan satu coeditor yang pergi haji. Di sana mereka menulis dan kita terbitkan dan memberi inspirasi kepada kita semua,” tambahnya.
Fatoni menegaskan, “PWMU.CO Insyaallah mulai jam 5 sudah terbit. Tidak ada hari liburnya. Meski tanggal merah, Idul Fitri juga terbit.”
Baca sambungan di halaman 2: Kantor Redaksi PWMU.CO
Kantor Redaksi PWMU.CO
Fatoni lantas menerangkan latar kontributor PWMU.CO yakni para relawan. “Ada 500-an sekarang,” ujarnya, meskipun tidak semua menulis secara bersama.
“Editornya cuma dua. Saya dan Pak Sugeng. Kemudian dibantu lima coeditor. Coeditor itu bisa mengedit, memberi indikator SEO (search engine optimization), tapi tidak bisa upload karena harus dilihat editor senior dulu,” jelasnya.
Dia mengungkap, setiap hari PWMU.CO ada target menerbitkan 20 berita. “Sekarang lebih, istilahnya turah-turah. Jadi kadang sampai nggak selesai. Kenapa?” tanya dia retorik.
“Karena tujuh orang (editor dan coeditor) itu bukan pegawai PWMU.CO. Saya dan Pak Sugeng ya relawan,” ujarnya. Yang dimaksud Pak Sugeng ialah Sugeng Purwanto, Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Sugeng Purwanto yang juga editor senior PWMU.CO).
Mereka punya pekerjaan masing-masing. Pagi itu, katanya, dirinya tidak ke kantor percetakannya Cakrawala Print di Berbek, Waru, Sidoarjo. Lalu dia menerangkan profesi liam coeditornya. “Ada yang pedagang pupuk Pak Sugiran (di Situbondo), guru PNS Sidoarjo Pak Darul (Darus Setiawan), ada Kepala SD Muhammadiyah Manyar Gresik, Bu Vita (Ria Pusvita Sari), guru Spemdalas Gresik yang sekarang pergi haji Pak Arif (Ichwan Arif), dan Bu Nely (Nely Izzatul tinggal di Yogyakarta),” urainya. Fatoni juga menyebutkan sosok di balik layar, IT Support, Syahroni Nur Wachid yang ahli memviralkan berita.
Dengan jujur dia mengaku kaget ketika ada yang mau berkunjung ke PWMU.CO, “Kantor PWMU.CO di mana?” Akhirnya dia menegaskan, “Kantor PWMU.CO ya di rumah, HP, atau laptop masing-masing.”
Seperti dirinya, tidak ada pegawai profesional PWMU.CO. “Sehari-hari, pagi tadi sudah nerbitkan. Nanti di kantor saya sambi. Pulang nerbitkan lagi. Di sela-sela kesibukan kita sempatkan. Begitu pula dengan yang lain. Kita berdakwah untuk syiarkan Muhammadiyah,” ujarnya.
Dia menerangkan, mereka ke Kantor PWM Jatim itu kalau ada rapat saja. “Kalau tidak ada permintaan kunjungan kita nggak ke sini,” tambahnya.
Baca sambungan di halaman 2: Media Mainstream
Media Mainstream
Kenapa PWMU.CO harus hadir dan berjuang jadi media yang mainstream? Untuk menjawab pertanyaan itu, Fatoni mengajak peserta membayangkan sebagai orang awam yang belajar dari Google.
“Cari satu kata sama yang sama: hukum pacaran dalam Islam,” ajaknya.
Dari hasil pencarian mereka menunjukkan, yang menjawab dan muncul di Google paling atas adalah web non-Islam seperti Kumparan dan CNN. “Mana web Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam? Nggak jawab, ‘kan?” tanya Fatoni retoris.
Adapun web Muhammadiyah.or.id ada, tapi muncul paling bawah di halaman satu Google. Dia menegaskan, “Harusnya siapa yang jawab? Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam yang memberi jawaban atas pertanyaan di Google.”
Kenapa tidak ada? Fatoni menerangkan karena tidak ada yang menulis atau membuat konten tentang hal-hal yang biasa orang awam tanyakan.
“Termasuk PWMU.CO, belum pernah menulis hukum pacaran karena dianggap sudah biasa. Ternyata media lain masih menulis dan kalau dicari muncul di permukaan Google,” ujarnya. Tapi Fatoni bangga karena dalam pencarian konten soal hukum celana cingkrang di Googe, PWMU berada di nomor dua di bawah akurat.co dań rumaysho.com. Beberapa pencari lain, PWMU.CO di halaman satu bahkan nomor 1.
Direktur Kanzun Book itu akhirnya menyarankan, mahasiswa membuat konten yang tidak hanya seputar masalah sekarang. “Masalah yang kira-kira beberapa tahun ke depan, misal bagaimana akad nikah di planet Mars gitu ya? Itu pasti ada yang tanya,” ujarnya, setengah bercanda (*)