Inilah 10 Finalis Lomba Dakwah Virtual Mubalighat Aisyiyah

Lailatul Fithriyah Azzakiyah, peserta dari PDA kota Malang (Istimewa/PWMU.CO)

Inilah 10 Finalis Lomba Dakwah Virtual Mubalighat Aisyiyah; Liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.

PWMU.CO – Sebanyak 10 finalis Lomba Dakwah Virtual Mubalighat yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur telah diumumkan lewat WhatsApp group kepada PDA se-Jawa Timur, Jumat (12/8/2022).

Sebelumnya 33 peserta dari Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) se-Jawa Timur telah mengikuti babak penyisihan dengan mengirimkan link video ceramah singkat di YouTube masing-masing kepada panitia lomba.

Sepuluh finalis tersebut ialah Nova Robithotul Khoir (Ponorogo), Imroatul Mujayanah (Trenggalek), Lailatul Fithriyah Azzakiyah (Kota Malang), Lilik Shoichatun Nafsia (Sidoarjo), Yunita Handayani Setiawati (Jember), Jayidatul Imaroh (Lamongan), Ummi Lathifah (Kabupaten Malang), Ain Nurwindasari (Gresik), Lilik Musthofy (Madiun), dan Alifta Riza Utari (Jombang).

Pada Ahad (14/8/2022) kesepuluh finalis tersebut mengikuti babak final secara daring.

Salah satu peserta, Nova Robithotul Khoir dari PDA Ponorogo mengungkapkan strateginya hingga bisa mencapai nilai tertinggi di babak penyisihan dan masuk babak final.

“Meski awalnya belum begitu siap, tapi saya berusaha menyiapkan materi yang akan disampaikan. Setelah materi jadi diteliti, kemudian direvisi yang kurang pas, lalu dicoba sampai dengan sesuai dengan juknis, terutama terkait tema dan durasi harus tepat,” terangnya, pada PWMU.CO Selasa (16/8/2022).

Nova, mengaku tidak menyangka bisa meraih nilai tertinggi di babak penyisihan. “Karena ya persiapan kurang begitu matang. Itu baru pengalaman kedua setelah lomba di daerah, kurang punya basic ikut lomba-lomba dengan kategori tampil di depan, biasanya suka di belakang panggung,” ungkapnya.

Sama halnya dengan Nova, peserta dari PDA Kota Malang, Lailatul Fithriyah Azzakiyah juga mengungkapkan Lomba Dakwah Virtual ini perlu persiapan yang maksimal.

“Saya mempersiapkan semaksimal mungkin sesuai kemampuan saya, dengan waktu yang tidak sampai sepekan, saya segera kontak team, mempersiapkan materi dan membuat temu janji untuk bisa take video,” terangnya.

Baca sambungan di halaman 2: Hadapi Tantangan

Hadapi Tantangan

Finalis PDA Sidoarjo, Lilik Shoichatun Nafsiah, mengungkapkan ada perbedaan tantangan yang dihadapi ketika penyisihan dan ketika final.

“Insyaallah ketika di babak penyisihan masih terasa nyaman karena tidak merasa terbebani hanya berniat ikut support saja dalam kegiatan muktamar. Namun ketika final, jujur yang saya hadapi terasa lebih berat. Secara mental khususnya, seperti ada yang menuntut harus tampil maksimal,” ungkapnya.

Lailatul Fithriyah Azzakiyah juga mengungkapkan bahwa babak final memberikan tantangan tersendiri. “Karena sempat ada kendala teknis. Tiba-tiba saya keluar Zoom saat giliran saya tampil. Juga karena persiapan untuk maju ke babak final sangat mepet, jadi sedikit kalang kabut mempersiapkannya,” ungkapnya.

Dia berharap agar ajang semacam ini terus diadakan. “Karena pentingnya kehadiran mubalighat dan daiyah, maka pelatihan-pelatihan dan kajian untuk penguasaan materi dan metode dakwah perlu digalakkan. Selain itu kader mubalighah dan daiyah Aisyiyah juga perlu melek perkembangan teknologi,” ungkapnya.

Adapun Lilik Shoichatun Nafsiah, dia berpesan kepada para mubballighat ‘Aisyiyah, “Setiap Muslim punya kewajiban berdakwah maka berdakwalah dimana saja dengan apapun kondisinya sesuai kemampuan yang kita miliki,” ujarnya.

Nantinya 10 finalis ini akan mengikuti final lomba yang diadakan secara daring live via zoom pada tanggal 14 Agustus 2022. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version