7 Fakta tentang Dasron Hamid sang Legenda UMY

Ir H Muhammad Dasron Hamid MSc

7 Fakta tentang Dasron Hamid sang Legenda UMY; Oleh M. Anwar Djaelani, penulis dwilogi KH Ahmad Dahlan, Gelegak Dakwah sang Penggerak dan KH Ahmad Dahlan dan Kader-Kader Teladan” 

PWMU.CO – Lelaki ini dikenal sebagai sosok yang sederhana, rendah hati, jujur, dan ikhlas. Dikenal pula profesional dalam menunaikan amanah. Maka, tercatatlah, banyak kontribusi besar yang diberikannya kepada Persyarikatan Muhammadiyah.

Ir H Muhammad Dasron Hamid MSc, nama lengkap lelaki itu. Adapun Pak Dasron, adalah panggilan akrabnya. Dia lahir di Yogyakarta pada 29 Agustus 1945. 

Pendidikan formal Dasron Hamid, dimulai di Sekolah Rakyat (SR) Muhammadiyah Purwodiningratan Yogyakarta. Dia melanjutkan ke SMPN 2 Yogyakarta dan SMAN 3 Yogyakarta. Kemudian, kuliah di Jurusan Kultur Teknik Fakultas Pertanian dan Kehutanan UGM. 

Secara umum, Dasron Hamid memiliki catatan hidup yang layak kita kenang. Lebih dari itu, patut pula kita teladani.

Identik UMY

Pertama, Dasron Hamid berjasa terkait dengan pendirian dan pengembangan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dasron Hamid adalah “pemimpin dan legenda UMY” . 

Memang, Dasron Hamid tidak masuk di “Tim Tujuh” yang mendirikan UMY pada 1981. Hanya saja, dia berjasa dalam  membesarkan UMY hingga bisa sedemikian maju.

Tentang peran Dasron Hamid di UMY, simak catatan Lasa Hs berikut ini. Bahwa, dalam sejarah pendirian UMY, dia tidak termasuk generasi awal. Sebagai pendiri UMY ada tujuh orang yang dikenal sebagai “Tim Tujuh”. Mereka adalah Mustofa Kamal Pasha, Muhadi SH, Humam Zainal SH, Darwin Harsono, Fahmi Muqoddas, Abdullah Effendi, dan Alfian Darmawan.

Namun demikian, lanjut Lasa Hs, keterlibatan Dasron Hamid di UMY sangat kental. Sedemikian kentalnya, sampai ada kesan UMY identik dengan Dasron Hamid. 

Hal di atas bisa terjadi karena Dasron Hamid-lah yang mengembangkan, mempromosikan, menyelamatkan, dan melambungkan UMY dengan mencurahkan tenaga, waktu, pemikiran, dan materi secara ikhlas (baca Dasron Hamid Berkhidmat di Muhammadiyah).

Dasron Hamid menjabat sebagai Rektor UMY tiga kali. Terakhir, dia menjabat pada periode 2008–2012. Sekalipun Dasron Hamid disebut sebagai “orang baru” dari “Tim Tujuh” yang menggagas UMY, namun sumbangsih yang diberikannya tidak akan cukup jika dihitung hanya dengan jari (baca Selamat Jalan sang Legenda UMY.

Baca sambungan di halaman 2: Tak Lelah Berdakwah

7 Fakta tentang Dasron Hamid sang Legenda UMY

Tak Lelah Berdakwah

Kedua, Dasron Hamid aktivis dakwah yang tak kenal lelah. Secara keseluruhan, bersamanya UMY tumbuh menjadi kampus yang unggul dan termasuk perguruan tinggi swasta (PTS) yang diperhitungkan. Belakangan, dia pernah mendapat amanah sebagai salah seorang anggota Badan Pembina Harian (BPH) UMY.

Sering, Dasron Hamid dipilih sebagai Ketua Panitia Muktamar Muhammadiyah. Sementara, di Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dia pernah menjadi Bendahara PP Muhammadiyah (1985-1989). Juga, pernah sebagai Ketua Badan Pendidikan Kader (2000-2005). Pun, Ketua Lembaga Lingkungan Hidup (2005-2010).

Atas berbagai jasanya, saat Dasron Hamid wafat pada 24 April 2015 di Yogyakarta, banyak yang berduka dan merasa kehilangan. Salah satunya, Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 Prof Din Syamsuddin. 

Dalam kenangan Din Syamsuddin, seluruh hidup Dasron Hamid diperuntukkan bagi kemajuan Muhammadiyah. “Beberapa jam sebelum dipanggil Allah SWT, saya sempat menjenguk di rumah sakit. Pak Dasron masih ikut menyiapkan muktamar (2015), karena sebagai bendahara,” kata Din Syamsuddin (baca Din Sangat Kehilangan Sosok Mantan Rektor UMY).

Memiliki Pergaulan Luas

Ketiga, Dasron Hamid cekatan dalam mengelola organisasi dan luas jaringannya. Dasron Hamid cakap mengenalkan UMY. Misal, dia kerap mengundang (untuk mampir) “orang penting” yang sedang ke Yogyakarta untuk hadir di UMY. 

Apa formatnya? Misalnya, “orang penting” itu diminta untuk berceramah atau berdialog di UMY. Antara lain dengan cara itu, banyak yang bisa diraih, seperti: UMY makin dikenal, terjadi peningkatan kualitas proses belajar-mengajar, dan animo dari calon mahasiswa UMY meningkat.

Dari Keluarga Aktivis

Keempat, Dasron Hamid beruntung sebab dia tumbuh-kembang di sebuah lingkungan yang tergolong sebagai keluarga aktivis. Benar, Dasron Hamid mewarisi kiprah perjuangan Abdul Hamid BKN—sang ayah—di Muhammadiyah. 

Sang ayah, yaitu Abdul Hamid BKN (wafat pada 1977), adalah salah seorang murid atau kader awal KH Ahmad Dahlan. Abdul Hamid BKN ikut mendirikan Gerakan Kepanduan Muhammadiyah yaitu Hizbul Wathan (HW). Di samping itu, berderet berbagai amanah di kepengurusan Muhammadiyah antara lain ketua di bagian Taman Pustaka dan di bagian PKU Muhammadiyah. Di titik ini, mudah kita bayangkan bahwa Dasron Hamid dibesarkan dan didik dalam keluarga aktivis Muhammadiyah. 

Gelegak perjuangan di Muhammadiyah, Dasron Hamid rasakan langsung dari performa sang ayah. Sekadar menyebut sebagian fragmen, sang ayah pernah menjadi Bendahara PP Muhammadiyah. Belakangan, Dasron Hamid pernah pula menjadi Bendahara persyarikatan yang sama. 

Contoh lain, dulu sang ayah berulang kali menjadi Ketua Panitia Muktamar Muhammadiyah. Belakangan, Dasron Hamid juga beberapa kali menjadi Ketua Panitia Muktamar Muhammadiyah yaitu di Solo tahun 1985 sampai Muktamar Muhammadiyah Satu Abad di UMY Yogyakarta tahun 2010. 

Hal lain, dulu sang ayah pernah aktif di politik praktis lewat Partai Masyumi. Sementara, Dasron Hamid tidak terjun ke politik praktis dengan, misalnya, menjadi pengurus sebuah partai politik. Meski begitu, tetap ada yang beririsan. Bila dulu sang ayah pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, maka Dasron Hamid pernah menjadi Utusan Daerah MPR-RI.

Baca sambungan di halaman 3 Aktif di Olahraga

7 Fakta tentang Dasron Hamid sang Legenda UMY

Aktif di Olahraga

Kelima, Dasron Hamid punya minat di bidang olahraga dan turut dalam usaha pembinaannya. Misal, dia pernah menjadi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram (PSIM) Yogyakarta selama tiga periode. Lalu, bersama dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X, Dasron Hamid menjadi Dewan Kehormatan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) periode 2008-2012. 

Rupanya, perhatian besar di bidang olahraga, antara anak dan ayah sama. Hal ini, karena dulu Abdul Hamid BKN memiliki andil besar dalam pendirian Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Sebelum itu, Abdul Hamid BKN, di lingkungan Muhammadiyah adalah salah seorang pendiri sekaligus pemain Persatuan Sepakbola Hizbul Wathan (PSHW). 

Abadikan Semangat

Keenam, Dasron Hamid seorang teladan. Usaha dan perjuangannya, terutama di lingkungan Muhammadiyah, pantas dilanjutkan semaksimal mungkin oleh semua kader. 

Sehubungan hal di atas, lihatlah aktivitas di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Kamis 18 November 2021. Saat itu berlangsung peresmian gedung pusat penelitian dan inovasi, yang diberi nama Dasron Hamid Research and Innovation Center (DHRIC). Gedung megah 9 lantai itu diperuntukkan sebagai laboratorium dari seluruh bidang ilmu, baik sains teknologi maupun ilmu sosial. 

“Gedung pusat penelitian ini tentu tidak lepas dari buah pemikiran Dasron Hamid beberapa belas tahun yang lalu. Bagaimana Pak Dasron berpikiran menjadikan UMY memiliki gedung pusat penelitian dan menjadi research university yang mana saat itu UMY belum sampai di situ. Inilah sebuah contoh kepemimpinan yang visioner,” ungkap Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (baca Dasron Hamid Research and Innovation Center Kado Milad Ke-109 Muhammadiyah).

Kepada Kader

Ketujuh, bagi yang mengenalnya, Dasron Hamid adalah pribadi yang “sedikit bicara, banyak bekerja”. Lewat sifatnya itu, di keseharian banyak yang menyukai Dasron Wahid. 

Sungguh, atas kemampuan berorganisasinya yang baik dan pergaulannya yang luas membuat Dasron Hamid kerap mendapat amanah berat dari PP Muhammadiyah. Kesemua itu dijalaninya dengan sepenuh amanah. Demikianlah, untuk selanjutnya, tugas semua kader Muhammadiyah untuk melanjutkan perjuangannya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version