Tanamkan Cinta Literasi di MIM 16 Karangasem

Siswi MIM 16 Karangasem Paciran menampilkan karya. Ini merupakan upaya sekolah untuk tanamkan cinta literasi (Zulfatus Salima/PWMU.CO)
Siswi MIM 16 Karangasem Paciran menampilkan karya. Ini merupakan upaya sekolah untuk tanamkan cinta literasi (Zulfatus Salima/PWMU.CO)

Tanamkan Cinta Literasi di MIM 16 Karangasem. Liputan Zulfatus Salima, Kontributor PWMU.CO Lamongan

PWMU.CO – Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 16 Pondok Pesantren Karangasem Paciran, Lamongan, Jawa Timur, mengajak guru dan siswa untuk mendukung usaha mencintai literasi.

Hal ini disampaikan Kepala MIM 16 Karangasem, Niayah SPd, dalam kegiatan apel pagi, Sabtu (10/9/2022) yang berlangsung di halaman sekolah.

Niayah menjelaskan, realita pendidikan di Indonesia saat ini lemah pada literasinya. Berangkat dari hal tersebut, dia melakukan upaya tanamkan cinta literasi sejak dini sehingga diterapkanlah di MIM 16.

“Usaha madrasah untuk menanamkan cinta literasi pada anak-anak dengan cara mengadakan kegiatan yang dapat memacu anak untuk cinta membaca dan menulis. Sehingga mampu menciptakan karya,” ungkapnya.

Ajak Siswa Cinta Membaca dan Menulis

Cara untuk menanamkan cinta membaca dan menulis, menurutnya, yang pertama bisa melalui guru.

“Guru akan memberikan contoh sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, guru memberikan contoh dengan membaca di halaman atau di kelas,” katanya.

Kemudian cara yang kedua dengan menyediakan buku cerita di perpustakaan.

“Di MIM 16 ini, buku-buku yang ada di perpustakaan telah diupdate (diperbarui) sehingga dapat menarik minat baca siswa. Harapannya dapat membawa ghiroh siswa untuk belajar membaca dan gemar membaca,” katanya.

Cara yang terakhir, menurutnya, adalah memberikan penghargaan bagi siswa yang berhasil membuahkan karya. Karya tersebut akan dipajang di mading dan papan sekolah.

Menurut Niayah, menerapkan pembelajaran literasi tidak hanya fokus pada pelajaran bahasa Indonesia saja, tapi pelajaran yang lainnya juga bisa.

“Misalnya pembelajaran Bahasa Arab, yang setiap pagi siswa dibacakan mufrodat. Kumpulan mufrodat tersebut ditempelkan di dinding kelas, hal ini akan membuat anak-anak lebih paham kosa kata dan memperbanyak kosa kata,” ujarnya.

Lebih lanjut, Niayah juga menyampaikan, pada zaman modern saat ini literasi sangat dibutuhkan oleh anak-anak. Baik itu kemampuan membaca maupun kemampuan menulis.

“Membaca itu penting, menulis juga penting, karena dari dua hal ini, anak akan memahami apa yang telah dibaca atau ditulisnya dan dapat diamalkan. Hasilnya anak-anak akan lebih paham betul hingga menjadi kebiasan,” tegasnya.

Lahirnya Karya Siswa

Berdasarkan usaha dan ide Niayah bersama guru-guru MIM 16 itulah, siswa dan siswi MIM 16 berhasil membuahkan karya. Karya tersebut ada yang dipajang di mading sekolah, bahkan telah ada yang menjadi buku.

Buku itu berjudul Coretan Sederhana dari Tinta Surga, kumpulan karya siswa kelas 4, 5 dan 6 MIM 16 Karangasem. Buku yang berisi kumpulan puisi dan cerpen itu dilaunching pada bulan November 2021 lalu.

Terakhir, Niayah berpesan, agar budaya cinta literasi ini dapat terus tumbuh dalam diri anak didiknya, walaupun nanti mereka telah menjadi alumni.

Walaupun nanti sudah tidak menjadi siswa MIM 16 Karangasem, ia juga berharap agar para siswa tidak lantas berhenti belajar di manapun berada.

“Di manapun kalian berada, tetaplah menjadi manusia yang bermanfaat. Kalau tidak bisa memberikan uang ya tidak apa-apa, bermanfaatlah kalian melalui karya-karya kalian. Bermanfaatlah sesuai yang kalian inginkan,” pesannya dalam kegiatan apel pagi. (*)

Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version