Tiga Cara Memahami Bencana Menurut Quran dan Hadits

Tiga cara memahami bencana
M Iqbal Ramadhan khotbah Jumat di Masjid Al Falah, Pandanarum, Kecamatan Pacet. (Syamsul/PWMU.CO)

PWMU.CO– Tiga cara memahami bencana disampaikan Muhammad Iqbal Rahman dalam khotbah Jumat di Masjid Al Falah, Pandanarum, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jumat (2/12/2022).

Aktivis IMM UIN Sunan Ampel Surabaya ini menjelaskan tiga cara memahami bencana alam bagi seorang muslim.

Pelajaran pertama, sebagai bentuk muhasabah atau evaluasi terhadap apa yang sudah kita perbuat. Nabi Muhammad saw dalam riwayat Mushannaf Ibnu Abi Syaibah juz I halaman 221 bersabda:

حَدَّثَنَا حَفْصٌ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ شَهْرٍ، قَالَ: زُلْزِلَتِ الْمَدِينَةُ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: إِنَّ رَبَّكُمْ يَسْتَعْتِبُكُمْ فَأَعْتِبُوهُ

Diceritakan dari Hafs, dari Laits dari Syahr, beliau menyatakan: Kota Madinah pernah mengalami goncangan di masa Nabi Muhammad saw. Kemudian Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah swt mengingatkan kalian, maka ingatlah pada Allah.

Gempa bumi juga terjadi di masa Sayyidina Umar bin Khattab ra. Dalam kitab Istidzkar juz II halaman 418 dikisahkan sebagai berikut.

 رواه بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ صَفِيَّةَ قَالَتْ زُلْزِلَتِ الْمَدِينَةُ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ حَتَّى اصْطَكَّتِ السُّورُ فَقَامَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ مَا أَسْرَعَ مَا أَحْدَثْتُمْ وَاللَّهِ لَئِنْ عَادَتْ لَأَخْرُجَنَّ مِنْ بَيْنِ أَظْهُرِكُمْ

Madinah pernah terjadi gempa di masa Umar ra hingga pagar bergerak, kemudian Umar berdiri dan memuji kepada Allah swt. Kemudian Umar berkata: Betapa cepatnya apa yang telah kalian perbuat, demi Allah jika gempa terjadi lagi, maka saya akan keluar dari sisi kalian.

Inti dan kesimpulan dari hadits di atas adalah ketika masyarakat telah menghalalkan zina, meminum minuman keras, Allah akan memerintahkan bumi untuk gempa, jika mereka bertobat, gempa akan berhenti. Namun jika mereka tidak bertobat, maka gempa akan menghancurkan dan meluluhlantakkan mereka. Anas bertanya: Apakah ini hukuman, wahai Ummul Mukminin? Ini adalah rahmat, berkah, dan nasihat pelajaran bagi orang mukmin, dan azab bagi orang kafir.

Allah swt juga mengingatkan

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (Ar-Rum: 41)

”Oleh sebab itu marilah kita introspeksi diri kita, segera kita untuk mendekatkan diri kepada Allah, beristighfar, berdoa, dan memperbanyak dzikir. Marilah kita bersungguh-sungguh untuk menjalankan apa yang diperintah oleh Allah dan berusaha meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah,” ujar Muhammad Iqbal Rahman.

Pelajaran kedua, bencana mengharuskan kita kembali ke jalan yang diridhoinya.

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ رواه البخاري

Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah akan memberikan musibah/cobaan. (HR Bukhari).

Sikap optimistis berdasar pada hadits Rasulullah saw

عن عائِشَةَ قالتْ قالَ رسولُ الله ﷺ لا يُصِيبُ المُؤمِنَ شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إلاّ رَفَعَهُ الله بِهَا دَرَجَةً وَحَطّ عَنْهُ بها خَطِيئَةً

Dari Aisyah, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Tidaklah seorang mukmin terkena duri atau yang lebih menyakitkan darinya kecuali Allah mengangkatnya satu derajat dan menghapus darinya satu kesalahan. (HR Tirmidzi)

Hadits tersebut merupakan cara Rasulullah memberikan optimisme kepada umatnya agar tidak larut secara terus-menerus dalam kesedihan, banyak mengeluh, apalagi sampai putus asa.

Dalam penderitaan, kita mesti husnuzhon (berprasangka baik) bahwa ada maksud khusus dari Allah untuk meningkatkan mutu diri kita, baik dalam ibadah maupun muamalah.

Pelajaran ketiga, sebagai ladang amal ibadah sosial pasca bencana terjadi.

Bagi kita yang tidak menjadi korban, bencana alam adalah ujian untuk menunjukkan kepedulian kemanusiaan atas mereka yang sedang ditimpa kesulitan. Pertolongan berupa tenaga, pikiran, dana, harta benda, makanan, doa, dan lain sebagainya penting disalurkan.

Imam Muslim dalam kitab kitab Sahih muslim juz 4 halaman 2074 meriwayatkan sebuah hadist dari Nabi Muhammad saw bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمـِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا, نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat.

وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ.

Dan barangsiapa yang membantu orang yang sedang kesulitan, maka Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan di akhirat.

وَاللهُ في عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ

Allah akan menolong hambanya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.

Penulis Syamsul Arifin Hadi  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version