Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Disoal di Diklat Ini

Kompetensi manajerial
Dr Hidayatulloh mengisi Diklat Kepala Sekolah. (Mahyuddin/PWMU.CO)

PWMU.CO– Kompetensi manajerial kepala sekolah dikupas tuntas oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr Hidayatulloh MSi dalam Diklat Kompetensi Kepemimpinan Sekolah di Trawas, Jumat-Sabtu (20-21/1/2023).

Acara ini diadakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PCM Sidoarjo.

Hidayatulloh yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengatakan, berorganisasi perlu manajemen, kepemimpinan, dan komunikasi.

”Kita harus menyadari bahwa kita ini berada di rumah besar Persyarikatan Muhammadiyah. Muhammadiyah tidak sekadar organisasi, juga gerakan,” tandasnya.

Inti dari organisasi, sambung dia, manajemen. Inti manajemen yaitu leadership, kepemimpinan. Inti dari kepemimpinan itu adalah komunikasi.

Dia menjelaskan, siapa yang bisa membangun komunikasi secara efektif dengan siapa saja di sekolah dan lingkungan sekolah, menandakan telah menjalankan proses kepemimpinan yang sangat bagus.

”Inti dari komunikasi yaitu suasana hati. Kalau hati kita ini tidak ada beban, tidak ada sumbatan, komunikasi kita menjadi semakin enak,” tuturnya.

Dia menegaskan, kepala sekolah harus memiliki beberapa kompetensi.”Kompetensi kepala sekolah adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, dan perilaku yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,” ujar Hidayatullah.

Kompetensi, kata Hidayat, biasanya direfleksikan kepala sekolah dalam kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dalam mengambil keputusan.

Lalu dia menjelaskan, fungsi manajemen ada empat yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling. Kompetensi manajerial dapat diartikan sebagai kemampuan mengelola sumber daya melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan untuk mencapai tujuan oraganisasi secara efektif dan efesien.

”Kata kunci ada di efektif dan efisien. Waktunya tidak boros. Biaya tidak boleh boros. Kalau pekerjaan bisa diselesaikan di sekolah kenapa harus di hotel,” jelas Hidayatulloh.

Dia menambahkan, sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu mengelola semua potensi sekolah agar berfungsi secara optimal.

Soal pemanfaatan dana, dia bilang, tidak boleh dana keluar yang tidak mempunyai dampak apa pun terhadap peningkatan lembaga pendidikan. ”Kalau tidak mempunyai dampak berarti mubazir, pemborosan. Mubazir temannya setan,” kata Rektor Umsida.   

Penulis Mahyuddin Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version