Tiga Kriteria Pemimpin Meraih Khairah Ummah

Tiga kriteria pemimpin
Mahsun Djayadi mengisi Ngaji Reboan di Masjid al-Kahfi Kendangsari Surabaya. (Jahja/PWMU.CO)

PWMU.CO– Tiga kriteria pemimpin progresif dan visioner bermental pemenang dikupas oleh Dr Mahsun Djayadi dalam Ngaji Reboan di Masjid al-Kahfi Kendasari Lebar 56 Surabaya, Rabu (8/2/2023).

Mahsun Djayadi menjelaskan tiga kriteria pemimpin visioner itu, pertama, tahrir. Artinya membebaskan.

”Terbebas dari kejumudan berpikir, terbebas dari sikap statis. Mereka inilah yang mampu membebaskan warga persyarikatan, umat Islam, dan bangsa Indonesia dari kebodohan, kemiskinan menuju masyarakat religius, maju dan sejahtera,” katanya.

Allah mengingatkan di al-Baqarah: 155

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Kedua, taqdir. Maksudnya memberdayakan. Pemimpin berdaya juang tinggi dan mampu memberdayakan umat.

Menurut dia, betapa keterpurukan telah menimpa umat dan bangsa akibat pandemi Covid-19 terutama pada aspek ekonomi, maka pemimpin yang dibutuhkan pada era milenial sekarang ini harus memiliki inovasi yang tinggi.

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا ٩

Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar. (an-Nisa ayat 9)

Ketiga, taqdim. Artinya memajukan. Sesuai dengan perkembangan zaman yang terus berubah. Pemimpin yang berkemajuan diindikasikan banyak inovasi. Bahkan dalam hal-hal tertentu mampu melakukan diskresi dan menempuh jurus-jurus tertentu sesuai dengan persoalan umat yang dihadapi.

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imron: 104)

Mahsun Djayadi melanjutkan, kalau tiga kriteria pemimpin itu dilaksanakan maka akan tercipta generasi terbaik di dunia ini yang mencapai kemenangan. Seperti disampaikan Allah dalam surat Ali Imron: 110.

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Penulis Jahja Sholahuddin  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version