Perbandingan Panas di Dunia dan Akhirat

Perbandingan Panas di Dunia dan Akhira (Ilustrasi Freepik.com Premium)

Perbandingan Panas di Dunia dan Akhirat; Oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo

PWMU.CO – Kajian ini berdasarkan hadits sebagai berikut:

Perbandingan Panas di Dunia dan Akhirat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَارُكُمْ هَذِهِ الَّتِي تُوقِدُونَ جُزْءٌ وَاحِدٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ حَرِّ جَهَنَّمَ قَالُوا وَاللَّهِ إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّهَا فُضِّلَتْ بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا كُلُّهُنَّ مِثْلُ حَرِّهَا. رواه الترميذى

Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Api kalian ini yang kalian gunakan untuk membakar adalah salah satu bagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka.” 

Mereka bertanya, “Demi Allah, apabila api ini sungguh sudah cukup (panas untuk mengadzab orang yang bermaksiat, lalu mengapa harus ditambah panasnya) wahai Rasulullah?” 

Beliau menjawab: “Panasnya api neraka melebihi (panasnya api dunia) sembilan puluh sembilan bagian. Semua bagian api (yang berjumlah sembilan puluh sembilan) panasnya adalah seperti panas api neraka.”

Panas Api Neraka

Harru Jahannam adalah panasnya neraka Jahanam. Di mana panas api di dunia ini hanya seperbagian dari tujuh puluh bagian dari apa neraka Jahanam. Padahal api yang terpanas di dunia ini sudah membuat manusia melepuh dan terbakar. Dan ini hanya satu bagian panasnya dari tujuh puluh bagaiannya lagi. 


Maka tidak dapat dibayangkan bagaimana panasnya api neraka Jahanam itu. Dalam pengertian yang lain Rasulullah menggambarkan api di dunia hanya satu persen dari seratus persen api neraka Jahanam, berarti masih ada 99 persen lagi panas yang tersimpan, yang nantinya akan ditambah dengan satu persen sehingga genap seratus persen panasnya api neraka Jahannam. 

Dalam beberapa ayat, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan peringatan kepada manusia, agar berhati-hati, jangan sampai terjerumus ke dalam api neraka. Karena bahan bakar api neraka adalah manusia dan batu. Sungguh sangat mengerikan, karena justru manusia menjadi bahan baku dari api neraka. Dan selalu kita diperintahkan untuk memohon perlindungan dari api neraka itu. Semua itu adalah wujud kasih sayang-Nya yang begitu besar kepada setiap hamba-Nya. 

فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ وَلَن تَفۡعَلُواْ فَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِي وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَٰفِرِينَ  ٢٤

Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya), dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (al-Baqarah; 24)

Neraka bagi Orang Munafik

Neraka adalah balasan bagi mereka yang tidak menerima seruan kebenaran. Baik mereka yang menolak atau menentang, lebih-lebih memusuhinya. Termasuk di dalamnya adalah mereka yang munafik, yaitu yang hanya berpura-pura saja menjadi Mukmin. Karena pasti sifat dan sikap demikian merugikan diri dan orang lainnya. Karena merugikan inilah yang kemudian menyebabkan mereka akan terlempar ke dalam neraka tersebut. Posisi mereka antara iman dan kafir sebagaimana tergambar dalam ayat berikut ini.

مُّذَبۡذَبِينَ بَيۡنَ ذَٰلِكَ لَآ إِلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ وَلَآ إِلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِۚ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ سَبِيلٗا  ١٤٣

Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (an-Nisa : 143)

Neraka bagi Orang Kafir

Ancaman Allah kepada orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya atau orang kafir adalah neraka. Bagaimana tidak, semua manusia termasuk mereka telah diberikan anugerah yang begitu besar, sebesar kasih sayang Allah kepada semuanya yang sangat sempurna dan tiada cacat sedikit pun. Tetapi semua anugerah dan nikmat yang yang dianugerahkan kepadanya itu diingkarinya. 

Bukankah semua yang ada di semesta ini adalah milik Allah? Termasuk dalam diri manusia itu sendiri. Akan tetapi manusia berusaha dan bahkan ingin merebut dan mengakui semua yang ada pada dirinya adalah miliknya. Apalagi jika apa yang menjadi anugerah Allah itu merasa dari hasil usahanya yang hebat, maka semakin kuatlah keyakinan dirinya bahwa semua itu adalah miliknya, padahal hakikat semuanya adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Allah yang telah memampukan dirinya untuk mendapatkan semua itu.

Sikap seorang Mukmin dalam rangka menjalani hidupnya adalah memang harus bersungguh-sungguh dengan kemampuan dan kapasitas yang telah Allah anugrahkan kepadanya, dan jika telah mendapatkan anugerah sesuai ikhtiarnya itu justru ia syukuri dengan memanfaatkannya untuk semakin melapangkan jalannya menuju syurga. Maka pantang bagi seorang mukmin merasa bangga dengan dirinya sendiri yang itu dapat merusak diri dan masyarakatnya.

Orang kafir jelas-jelas telah mendurhakai dan menentang kepada Allah. Tidak berkenan menjalankan perintah dan menjauhi larangannya dan bahkan menentangnya. Maka sudah sepantasnya bagi mereka ancaman neraka itu.

إِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَيۡنَ أَن يَحۡمِلۡنَهَا وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡهَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَٰنُۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومٗا جَهُولٗا  ٧٢ لِّيُعَذِّبَ ٱللَّهُ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ وَٱلۡمُشۡرِكَٰتِ وَيَتُوبَ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمَۢا  ٧٣

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (al-Ahzab: 71-73)

Seruan Allah dan Rasul-Nya adalah seruan kebenaran yang hakiki. Selain seruan keduanya adalah pasti seruan yang menyesatkan dan merugikan atau merusak. Walaupun seolah-olah apa yang mereka lakukan adalah kebaikan. Akan tetapi tanpa mereka sadari justru yang mereka lakukan adalah merusak dan merusak. 

Tanpa panduan nilai kebenaran maka yang terjadi adalah secara masif dan terstruktur kerusakan telah terjadi. Terutama dari sisi moralitas dan loyalitas secara total pada kehidupan manusia seluruhnya. Hanya kaum muslimin yang kehidupannya memiliki misi rahmatan lil ‘alamin, jika benar-benar mereka beriman dengan benar dengan segala konsekwensinya. 

Dengan selalu menjaga ketaatan dan keikhlasan ketaatan kepada Allah. Semoga kita semua diselamatkan dari siksa api neraka. Amin! (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Perbandingan Panas di Dunia dan Akhirat adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 8 Tahun XXVII, 10 Februari 2023

Exit mobile version