Prof Thohir Luth: Tak Perlu Saling Menjatuhkan untuk Jadi Pemimpin

Prof Thohir Luth memberi pesan agar tidak saling menjatuhkan untuk menjadi pemimpin: Liputan Kontributor PWMU.CO Muhammad Fajar Al Amin.
Prof Dr Thohir Luth saat memberi sambutan pembukaan Musyda ke-11 Muhammadiyah dan Aisyiyah Jember (Muhammad Fajar Al Amin/PWMU.CO)

Prof Thohir Luth memberi pesan agar tidak saling menjatuhkan untuk menjadi pemimpin: Liputan Kontributor PWMU.CO Muhammad Fajar Al Amin.

PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Dr Thohir Luth MA hadir dan membuka Musyda ke-11 Muhammadiyah dan Aisyiyah Jember, Ahad (26/2/23).

Di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Tanggul, Jember, Thohir Luth memberikan rasa hormat dan mengucapkan terima kasihnya pada Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember. “Terima kasih atas pengabdiannya selama satu periode, yang telah berbuat untuk kepentingan Islam, yakni membangun Islam berkemajuan dan memberi manfaat untuk bangsa dan negara,” ujarnya.

Bahkan Prof Thohir Luth menyampaikan terima kasih dalam bahasa Jawa. “Matursembah nuwun bapak-bapak PDM atas pengabdiannya, mudah-mudahan ke depan menjadi yang lebih baik lagi,” imbuhnya.

Semuanya adalah Calon Terbaik

Menurut Prof Thohir, semua calon pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah adalah terbaik. “Saya yakin calon-calon yang akan kita pilih nanti, adalah calon-calon terbaik,” tuturnya.

Dia juga mengatakan, tidak mau terjebak dalam skenario-skenario palsu, yang terkadang membuat kaukus, ada yang baik dan ada yang tidak baik. “Dan saya tidak suka itu, karena itu bukan cara Muhammadiyah,” jelasnya.

Di Muhammadiyah, kata Thohir, tidak ada yang namanya sikap melecehkan orang lain atau menaikkan orang lain. “Itulah kenapa, calon-calon yang bersedia itu adalah yang terbaik, yang mau mengabdikan dirinya pada Persyarikatan Muhammadiyah, yang bersedia mengabdikan waktu, tenaga, bahkan hartanya untuk Persyarikatan,” lanjutnya.

Karena itu, lanjutnya, tidak diperlukan kelompok-kelompok yang saling mendegradasi kelompok yang lain untuk menaikkan kelompoknya. “Hal itu tidak bagus untuk kehidupan Muhammadiyah di masa depan,” ulasnya.

Memimpin Itu Pengabdian

Thohir Luth menyampaikan, jika memimpin di Muhammadiyah adalah pengabdian, yakni untuk membesarkan Islam melalui Persyarikatan Muhammadiyah. “Termasuk di Muhammadiyah itu berjuang. Sehingga tidak ada tendensi lain untuk saling menjegal atau mencegat, tetapi saling mendukung untuk kemajuan bersama,” paparnya.

Guru Besar Universitas Brawijaya itu menuturkan, sifat kepemimpinan dalam Muhammadiyah itu amanah dan kolektif kolegial, bukan satu orang yang hebat. “Seperti kepemimpinan yang ada di pusat atau wilayah, yang terpilih dalam Musyda, Musywil, ataupun Muktamar, itulah orang-orang yang terhebat. Mereka bersama-sama membangun, sehingga tugas yang berat akan menjadi lebih ringan,” ulasnya.

Karena itu, sambungnya, sikap membuat kaukus atau kampanye hitam kepada calon-calon yang lain, menurut dia sangat tidak bagus untuk Muhammadiyah. “Maka itu, untuk daerah-daerah lain jangan sampai muncul perihal ini dalam pemilihan Pimpinan Muhammadiyah,” terangnya.

Calon calon terbaik ini, kata Thohir Luth, akan dipilih yang paling baik untuk Persyarikatan dalam membangun agama, bangsa, dan negara. “PDM dan PDA yang terpilih nanti bisa mengemban amanah yang sebaik-baiknya. Semua itu untuk kemajuan Jember khususnya, dan kemajuan Islam pada umumnya, serta untuk bangsa dan negara,” harapnya.

Karena itu, warga Muhammadiyah harus membangun komitmen berideologi dan menjaga istikamah perjuangan dan pergerakan. “Ini menjadi sangat penting untuk kita semua,” tuturnya. (*)

Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.  

Exit mobile version