BTM Dinar Setia Gelar Kajian dan Bakti Sosial

BTM Dinar setia
Ustadz Huda mengisi pengajian Ramadhan BTM Dinar Setia. (Khusnatul/PWMU.CO)

 PWMU.CO– BTM Dinar Setia Bojonegoro mengadakan pengajian dan bakti sosial Ramadhan, Ahad (2/4/2023) pagi.

Dengan tema Spirit Berderma saat Puasa, BTM (Baitut Tamwil Muhammadiyah) Dinar Setia mengeluarkan zakat, infak, sedekah untuk 40 dhuafa dan janda. Lalu bingkisan kepada 20 pengurus dan anggota Nasyiah serta memberikan bingkisan kepada 400 anggota yang meminjam dan menabung.

BTM ini berdiri sejak tahun 2008. Mempunyai anggota sekitar 400 orang dengan segmen para ibu pedagang kecil dan ibu rumah tangga.

Produk yang dilayani yaitu mudharabah, musyarakah, serta ijarah. Sebelum menjalankan baksos keliling kampung para anggota dan pengurus diajak kajian bersama Ustadz Huda juga menjabat Dewan Syariah BTM Dinar Setia.

Kajian berlangsung di lantai 2 Aula BTM Dinar Setia. Ustadz Huda memberikan paparan tentang kewajiban sesama muslim yang mampu memberi rezekinya kepada orang miskin. Apalagi di bulan ramadhan yang penuh maghfirah ini.

”Dengan berbagi akan memunculkan hormon kebahagiaan. Ada empat hormon dari tubuh kita yang ketika kita stimulasi setiap hari maka hidup kita serasa nikmat,” katanya.

Empat hormon tersebut, kata dia, adalah hormon dopamine. Hormon ini memunculkan perasaan bahagia, cinta, dan gairah.

Ustadz Huda mencontohkan, saat kita menerima hadiah dari teman kita maka hormon ini akan muncul. Baik yang memberi hadiah maupun yang menerima. Lalu hormon serotomin membuat perasaan stabil dan bahagia.

Berikutnya adalah hormon oksitogin. Hormon yang terdiri dari senyawa kimia yang dikeluarkan otak berkaitan dengan perasaan cinta dan kasih sayang.

Terakhir hormon endorphin. Dia menjelaskan, hormon ini mampu menahan rasa sakit yang dimiliki tubuh saat tubuh mengalami ketidaknyamanan atau stres.

”Jika kita mau berbagi dengan sesama dijamin akan bertambah rasa nyaman, tenang dan bahagia di hati kita. Tentu karena kita meneladani Rassulullah yang kaya dan dermawan,” ujarnya.

Penulis Khusnatul Mawaddah  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version