Ramadhan di Pakistan, Perkantoran Buka Lebih Lambat Tutup Lebih Cepat

Zulfikar Audia Pratama sedang mengunjungi kompleks Masjid Faishal, salah satu ikon Negara Pakistan di Islamabad, Pakistan (Dok pribadi/PWMU.CO)

Ramadhan di Pakistan, Perkantoran Buka Lebih Lambat Tutup Lebih Cepat; Oleh Zulfikar Audia Pratama, Mahasiswa S1 International Islamic University of Islamabad Pakistan asal Mojokerto, Jawa Timur.

PWMU.CO – Pakistan merupakan salah satu Negara di kawasan Asia Selatan yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Tak hanya itu, Pakistan juga terletak secara strategis di antara daerah-daerah penting seperti Asia Selatan, Asia Tengah, dan Timur Tengah. Hal ini menjadikan umat Islam Pakistan memiliki tradisi dan kebiasaan yang unik dan menarik selama bulan Ramadhan. 

Di sini, waktu berpuasa dimulai pukul 04.19 hingga 18.35 malam. Namun, tantangan berpuasa di Pakistan ialah waktu berbuka dan imsakiah yang dapat berubah-ubah, tidak relatif tetap seperti di Indonesia sehingga penting sekali untuk memantau jadwal puasa setiap hari.

Beruntungnya, Ramadhan kali ini saya dan jutaan umat Muslim lainnya di Pakistan berpuasa hanya satu jam lebih lama jika dibandingkan dengan Indonesia.  Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang bisa sampai 2-3 jam lebih lama dari Indonesia. Berikut adalah beberapa keunikan Ramadhan di Pakistan yang menarik untuk diketahui.

Bicara tentang tradisi Ramadhan, rasanya tak lengkap jika tidak menyinggung tentang hidangan berbuka (ifthar). Selama puasa (roza), rezeki datang begitu melimpah.

Saya dan mahasiswa lainnya tak perlu repot menyiapkan menu sahur dan berbuka. Kami terbiasa mendapat undangan untuk berbuka bersama para pelajar lainnya di asrama maupun di luar asrama. 

Adapun hidangan khas berbuka puasa biasanya berisikan makanan khas Pakistan, seperti chiken biryani, pakora(kentang goreng), samosa, dan tak lupa secangkir chai (campuran teh hitam, susu kerbau dan rempah-rempah khas Pakistan) hangat atau sirup rasa mawar bernama Jam-e-shirin yang disajikan dingin.

Suasana buka puasa bersama para pelajar dari berbagai negara di asrama kampus International Islamic University of Islamabad (Zulfikar Audia Pratama/PWMU.CO)

Shalat Tarawih Minimal 1 Juz tiap Malam

Jika di Indonesia sekarang lagi heboh tarawih express, maka di Pakistan tradisi shalat tarawih 1 juz sudah menjadi hal yang lumrah. Di sini, hampir di setiap masjid memiliki program khatam 30 juz selama Ramadhan. 

Waktu shalat tarawih dimulai pukul 20.15 dan selesai sekitar 21.30 dengan delapan rakaat. Saat empat rakaat pertama selesai biasanya ada jeda sebentar dan dilanjutkan dengan imam yang kedua. Umumnya imam yang bertugas haruslah seorang hafidh yang telah menuntaskan hafalannya.

Bahkan di beberapa masjid raya, seperti Masjid Faishal disediakan kuota dan fasilitas iktikaf  dan qiyamullail seperti bantal, selimut hingga hidangan berbuka dan sahur secara gratis

Perkantoran dan pertokoan memang buka lebih lambat dan tutup lebih cepat selama bulan Ramadhan. Hal itu karena aktivitas khusus yang dijalankan umat Muslim di  sini lebih padat ketika Ramadhan

Pegawai pemerintahan di sini bekerja hanya enam jam selama berpuasa. Yaitu mulai pukul 07.30 hingga 13.30. Dan khusus hari Jum’at, mereka diperbolehkan pulang lebih awal pada pukul 12.00 siang. 

Pemerintah memberikan keringanan dengan mengurangi waktu bekerja secara nasional untuk meningkatkan kualitas ibadah dan waktu bersama keluarga serta masyarakat. Maka tak heran jika selama bulan puasa, orang-orang yang menjalankan aktivitas sambil membaca al-Qur’an sangat mudah dijumpai di tempat-tempat umum.

Saat memasuki waktu berbuka,  jalan-jalan di Pakistan menjadi jauh lebih sepi dari waktu biasanya. Hal ini dikarenakan masyarakat berhenti dari segala kegiatan untuk berbondong-bondong menyantap menu berbuka yang telah dihidangkan bersama keluarga dan kerabat di rumah-rumah dan di depan toko-toko yang menyediakan takjil secara gratis.

Di samping menjalankan kewajiban sebagai penuntut ilmu, puasa bukanlah halangan untuk tetap memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang positif. Saya mengisi waktu luang dengan turut serta dalam kegiatan berbagi takjil gratis yang digelar oleh Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Pakistan. Serta menunaikan amanah sebagai Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Pakistan. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version