Halalbihalal dan Hardikdnas di Mimdaka Kupas Semboyan Ki Hajar Dewantara

Tineke Wulandari ST (depan ketiga dari kanan) saat menyampaikan sambutan peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 dan Halalbihalal, di halaman Gedung Mimdaka, Selasa (2/5/2023). Halalbihalal dan Hardikdnas di Mimdaka Kupas Semboyan Ki Hajar Dewantara. (Musyrifah/PWMU.CO)

Halalbihalal dan Hardikdnas di Mimdaka Kupas Semboyan Ki Hajar Dewantara; Liputan Musyrifah

PWMU.CO – MI Muhammadiyah 2 Karangrejo (Mimdaka), Manyar, Gresik, memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di halaman sekolah, Selasa (2/5/2023).

Acara juga bersamaan dengan halalbihalal keluarga besar Mimdaka yang dihadiri oleh guru dan siswa Mimdaka.

Kepala Mimdaka Tineke Wulandari ST mengawali pertemuan dengan mengucapakan selamat Idul Fitri 1444. “Taqabbalallahu minna waminkum taqabbal ya karim. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan,” ucapnya di depan guru dan siswa.

“Ibu Ike berharap semoga kita semua kembali fitrah. Dan diterima semua amal ibadah kita selama bulan Ramadan kemarin, dan bertemu dengan Ramadan tahun depan,” harapnya.

Ike—panggilan akrab—juga menyampaikan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2023.

“Anak-anak harus terus semangat untuk belajar, jadilah kalian semua orang-orang yang sukses, jauh melejit dan kalau bisa kalian harus melebihi kemampuan ustadz-ustadzah kalian,” pesan Koordinator Daerah Numerasi Kabupaten Gresik ini.

Ki Hajar Dewantara Pahlawan Pendidikan

Dalam sambutannya, wanita kelahiran Sidoarjo ini juga mengingatkan kembali tentang sosok Ki Hajar Dewantara. “Ki Hajar Dewantara adalah salah satu pahlawan pendidikan yang patut kita teladani,” ujarnya.

Sosoknya memiliki sikap kepahlawanan, rela berkorban, dan cinta tanah air. “Beliau yang selalu mengedepankan kepentingan bersama, jiwa persatuan dan kesatuan serta mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi,” jelasnya.

Kemudian Ike kembali menyampaikan pesan dan semboyan Ki Hajar Dewantara. “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani,” katanya.

“Siapa yang tahu arti dari semboyan itu?” tanyanya pada siswa Mimdaka.

Kemudian Ike menjelaskan satu per satu makna semboyan Ki Hajar Dewantara tersebut.

Ing ngarsa sung tulada, lanjutnya, artinya di depan menjadi teladan. “Kita semua harus melakukan hal-hal yang baik agar selalu menjadi panutan, teladan atau contoh yang baik bagi orang lain,” jelas ibu dua anak ini.

“Kedua, ing madya mangun karsa. Artinya di tengah kita memberi semangat,” ujarnya.

Menurutnya, kita semua guru dan siswa harus saling memberi semangat agar semua siswa terutama siswa Mimdaka diharapkan lebih maju. “Memilik inovasi belajar, dan guru mendukung ide-ide kreatif siswa dalam berkarya,” terangnya.

Dan terakhir, imbuhnya, tut wuri handayani. “Artinya, dari belakang kita harus memberi  dorongan, menuntun dan memberi arahan yang baik, sehingga siswa-siswa kita bisa mencapai apa yang dicita-citakan,” paparnya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version