Tiga Ikhtiar Melenyapkan Benih-Benih Kesombongan Diri

Melenyapkan benih-benih kesombongan diri tema khutbah Jumat di Masjid Ad-Dakwah SMAM 4 Sidayu, Jumat (19/5/23). (Chilmiyati/PWMU.CO).

Tiga Ikhtiar Melenyapkan Benih-Benih Kesombongan Diri, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Chilmiyati

PWMU.CO – Melenyapkan Benih-Benih Kesombongan Diri menjadi tema khutbah Jumat SMA Muhammadiyah 4 Sidayu (Smamsi) Gresik Jawa Timur di Masjid Ad-Dakwah, Jumat (19/5/2023).

Pembina Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Farid Muarraf SPd bersama guru dan karyawan mendampingi anak-anak untuk melaksanakan shalat Jumat. 

Adapun yang menjadi petugas shalat Jumat, muadzin siswa kelas Fase E Moh Fayrus Kevin, imam siswa kelas Fase E Reang Uzair Alkhidzir, dan khutbah Jumat disampaikan siswa kelas XI IPA Khuluqul Umam.

Dalam khutbahnya, dia menyampaikan ada banyak tanda dan indikasi dari sifat sombong. Jika gejala dari penyakit hati ini dibiarkn begitu saja, seiring berjalannya waktu akan semakin parah dan sulit untuk ditangani.

“Ibarat sebuah pohon beracun, sifat sombong yang tumbuh menggerogoti hati, berawal dari benih-benih yang sangat kecil.”

Berikut benih-benih kesombongan yang ketika dibiarkan, semakin bertambah besar, pertama, merasa luhur. Seperti perkataan iblis, yang diabadikan Allah. Dalam firman-Nya al-Quran Surat al-A’raf ayat 12 yang artinya aku lebih baik daripada dia.

Kedua, merasa besar (kuasa). Seperti perkataan kaum ‘Ad yang terbuai kekayaan dan menantang azab, sebagaimana yang diabadikan Allah dalam al-Quran Surat Fushillat ayat 15, Siapakah yang lebih hebat kekuatannya dari kami?

Ketiga, merasa benar padahal zalim. Seperti perkataan Firaun, sebagaimana yang Allah abadikan dalam al-Quran Surat al-Mu’min ayat 29, Aku hanya mengemukakan kepada, apa yang aku pandang baik, dan aku hanya menunjukkan kepadamu jalan yang benar.

Keempat, merasa pintar karena kaya. Seperti perkataan Qarun, sebagaimana yang diabadikan Allah dalam firman-Nya al-Quran Surat Al-Qashash ayat 78, Sesungguhnya aku diberi harta itu, semata-mata karena ilmu yang ada padaku.

Kelima, merasa hebat karena harta. Seperti perkataan pemilik kebun dalam Surat al-Kahfi ayat 34, Hartaku lebih banyak daripada hartamu.

Rezeki Bertambah

Khuluq menjelaskan ketika rezeki bertambah, ilmu semakin tinggi, dan jabatan meningkat. Biasanya seseorang rawan terkena penyakit sombong. Dia bisa lupa bahwa kesombongan adalah penyakit yang mendatangkan banyak kerugian.

“Kehancuran dan kutukan, akan dirasakan bagi siapa pun yang memelihara sifat sombong dalam diri.”

Di antara hukuman yang mungkin tidak pernah disadari oleh hamba yang yang sombong adalah Allah mengunci hati mereka. Akibatnya, dia terhalang dari mendapatkan taufik dan hidayah-Nya.

Bagaimana cara membentengi diri? Dia menjelaskan ada cara membentengi diri dan mengobati hati dari penyakit merasa hebat, merasa pintar, merasa kaya, merasa tinggi dan selalu merasa paling benar sendiri?

“Pertama, menginsafi bahwa sombong adalah sifat tercela. Ada banyak dalil yang menunjukkan Allah membenci orang-orang sombong. Di antaranya, firman Allah Surat an-Nahl ayat 23, Sesungguhnya dia tidak menyukai orang yang sombong.

Kedua, selalu mengingat manusia itu makhluk yang lemah yang sangat membutuhkan Allah. Manusia tidak layak sombong karena semua yang mereka miliki, sejatinya rezeki hanyalah titipan dari Allah.

Ketiga, mengerjakan kebaikan yang sering diremehkan orang. Mari, ajaknya, kita dapat melenyapkan benih-benih kesombongan.

“Senantiasa menjaga hati, menyucikannya, dan memperindah dengan sifat-sifat mulia. Orang sombong jika tidak mendapatkan balasan buruk di dunia, maka akan merasakan hukuman yang jauh yang jauh lebih pedih di akhirat nanti,” pesannya. (*)

Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version