Tingkatkan Kapasitas, Maharesigana Stikes Muhammadiyah Bojonegoro Bekali SPAB

Tingkatkan Kapasitas, Maharesigana Stikes Bojonegoro Bekali SPAB (Dewi Wulan/PWMU.CO)
Tingkatkan Kapasitas, Maharesigana Stikes Bojonegoro Bekali SPAB (Dewi Wulan/PWMU.CO)

Tingkatkan Kapasitas, Maharesigana Stikes Muhammadiyah Bojonegoro Bekali SPAB. Liputan Dewi Wulan, Kontributor PWMU.CO Bojonegoro

PWMU.CO – Maharesigana (Mahasiswa Relawan Siaga Bencana) Stikes Muhammadiyah Bojonegoro melakukan kegiatan pembekalan SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana) pada Sabtu-Ahad (20-21/5/2023).

Kegiatan ini merupakan pembekalan yang bertujuan untuk tingkatkan kapasitas anggota Maharesigana dalam hal pra bencana (sebelum terjadinya bencana), yang nantinya digunakan untuk pembentukan sekolah tangguh bencana.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini, diisi dengan penyampaian materi teknik fasilitasi oleh Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bojonegoro, Ns M Khoerul Mu’minin SKep.

Dia mengatakan, komandan fasilitator harus memiliki sifat dasar dan mampu menjalankan peranannya, serta menghidupkan suasana di dalam kelas tersebut.

“Yakni MMmampu memperbaiki diri dari pengalaman yang lalu. selain itu Kemampuan fasilitator juga diukur dari banyaknya jam terbang serta terus mencoba belajar dari kegagalan,” tutur Khoerul Mu’minin.

Dia juga mengajarkan cara menjadi fasilitator yang mampu mempengaruhi audiens supaya materi dapat tersampaikan dan dipahami dengan jelas.

Manajemen Penanggulangan Bencana

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh fasilitator daerah, Yakop Feri Mardiansah SPd. Materi yang dibawakan pada hari pertama yakni terkait manajemen penanggulangan bencana.

“Terdapat tiga jenis bencana yaitu alam, non-alam, dan sosial. Bencana alam biasanya diakibatkan oleh faktor alam seperti gempa bumi, gunung meletus, kekeringan, tanah longsor dan lain-lain,” katanya.

Sementara itu, bencana non alam adalah bencana yang disebabkan oleh tindakan manusia, sedangkan bencana sosial biasanya diakibatkan oleh konflik antar manusia.

Dia juga menambahkan, terdapat perbedaan penyampaian materi antara siswa SMA dengan mahasiswa. Hal ini untuk membekali anggota Maharesigana supaya nantinya dapat menyampaikan materi dengan maksimal

Di hari Ahad (21/5/2023), pembekalan kembali disampaikan oleh Yakob Feri. Dia membawakan materi inti yakni Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) serta bagaimana cara publik speaking yang baik.

“Yang pertama harus diperhatikan dalam berbicara di depan umum yakni penampilan seorang pemateri, n.amun yang terpenting ada kepercayaan diri. Jika kepercayaan diri telah terbangun maka pembawaan materi pun akan secara maksimal,” tuturnya.

Setelah serangkaian kegiatan pembekalan dilaksanakan, ditutup dengan pemberian cinderamata kepada para pemateri serta sesi foto bersama.

“Kami harap dengan dilaksanakannya kegiatan ini maka semakin banyak terbentuk sekolah tangguh bencana yang paham mengenai langkah apa yang harus diambil ketika terjadi bencana,” ucap Ketua Panitia, Tutut Yesi Malinda. (*)

Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version