Coaching Clinic Diplomasi, Siswa Belajar Jadi Diplomat

coaching clinic diplomasi
M. Dimaz Fitransyah memberikan tips dan trik di coaching clinic diplomasi di Smamda Sidoarjo. (Silwana/PWMU.CO)

PWMU.CO– Coaching Clinic Diplomasi diadakan oleh Pimpinan Ranting IPM SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo di Ruang Nyai Walidah Smamda, Jumat (19/5/2023).

Acara ini mengangkat tema Practice of Critical Thinking and Problem Solving. Diikuti oleh siswa Smamda Sidoarjo. Narasumber  M. Dimaz Fitransyah, Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sidoarjo.

Ketua Pelaksana M. Iqbal Amirullah menjelaskan, Coaching Clinic Diplomasi diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan berpikir kritis.

”Dengan begitu masalah dan halangan dapat diselesaikan dengan solusi yang terbaik. Saya juga berharap acara ini dilaksanakan kembali pada tahun selanjutnya,” katanya.

Acara ini dibuka oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Moh. Ernam MPd. Dia memberikan pesan, sesuai dengan kata-kata Jenderal Soedirman bahwa berat menjadi Kader Muhammadiyah.

”Kalau bimbang dan ragu, lebih baik pulang. Bagi kita yang sudah mengikrarkan diri masuk di Muhammadiyah harus betul-betul menyadari dirinya adalah kader. Kader adalah orang-orang terdidik, terlatih sesuai tujuan organisasi,” ujarnya.

Narasumber  M. Dimaz Fitransyah  menyampaikan, diplomat adalah orang yang mewakili suatu kepentingan. Diplomasi  merupakan aktivitas praktik yang memengaruhi sebuah keputusan pada sebuah organisasi atau kegiatan.

”Ada dua hal yang penting yaitu praktik memengaruhi keputusan dan organisasi. Tujuannya untuk menyamakan koordinasi, perundingan atau kerja sama dalam bentuk dialog, negosiasi dan lain-lain yang non kekerasan,” katanya.

Menurut dia, komunikasi yang baik, dasar pemahaman terhadap kepentingan, bukti gagasan yang akan disampaikan, nalar kritis, dan problem solving menjadi dasar dalam kegiatan berdiplomasi.

Di akhir paparannya, dia membagi peserta pelatihan menjadi dua kelompok untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan. Dalam kegiatan ini, setiap kelompok memberikan dasar yang memperkuat pernyataan masing-masing bidang.

Di akhir kegiatan dua kelompok harus melakukan dialog agar masalah dua kelompok bisa diselesaikan dengan metode win-win solution.

Salah satu siswa, M. Joan Nugroho mengatakan, Coaching Clinic Diplomasi sangat menarik, menyenangkan, ada dialognya sehingga peserta harus berpikir untuk memecahkan dua masalah yang berbeda.

”Masalah tersebut harus dilihat dari berbagai sudut pandang agar bisa menemukan solusinya. Memang dalam berorganisasi, kadang kita ketemu dengan berbagai kepentingan yang berbeda. Namun semakin seringnya kita mendapatkan masalah, semakin sering kita berlatih mencari solusi dari masalah tersebut. Alhamdulillah dengan pelatihan ini, saya dan teman-teman membuka diri dengan berbagai opini maupun informasi dari banyak pihak,” katanya.

Penulis Silwana Mumthaza  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version