Golden Voice Menghibur Peserta Musyda Nasyiah

Golden Voice PRNA Labuhan saat tampil meramaikan Musyda Ke-11 Nasyiatul Aisyiyah Lamongan (Gondo Waloyo/PWMU.CO)
Golden Voice PRNA Labuhan saat tampil meramaikan Musyda Ke-11 Nasyiatul Aisyiyah Lamongan (Gondo Waloyo/PWMU.CO)

Golden Voice Menghibur Peserta Musyda Nasyiah. Liputan Gondo Waloyo, Kontributor PWMU.CO Lamongan

PWMU.CO – Grup Nasyid Golden Voice besutan Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Labuhan Brondong Lamongan Jawa Timur, memeriahkan Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-11 Nasyiatul Aisyiyah (NA) Lamongan.

Mereka adalah Kulailatul Putri S, Sulistina, Nur Indah, Dwi Ika, dan Rindi Hartanti. Lagu Demi Masa, Perahu Layar, Sepohon Kayu, dan Surgamu mereka tampilkan dengan apik sehingga menghibur para penonton yang hadir.

Acara yang digelar di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Cabang Brondong, Jalan Daendels Sedayulawas Brondong Lamongan, ini dihadiri 500-an undangan, Sabtu, (10/6/2023).

Saat ditanya PWMU.CO tentang nama grup, Kulailatul Putri atau biasa dipanggil Ela menjawab, golden voice berarti suara emas. “Itu pimpinan kami yang kasih nama,” jawab Ela.

Guru di Satuan PAUD Sejenis (SPS) Lavender Labuhan Brondong Lamongan ini mengatakan, mereka mempersembahkan lagu-lagu tersebut untuk mengingatkan kepada musyawiraat agar lebih mengingat akhirat dan banyak memanfaatkan waktu untuk kebaikan.

Ela juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Brondong Arika Karim SHI yang telah banyak membantu memfasilitasi tempat untuk latihan.

“Kami latihan 7 kali dan disediakan tempat oleh ibu ketua,” ucap Ela.

Salah satu peserta Musyda, Anik Matul Zumaroh merasa terhibur dengan tampilan lagu yang dinyanyikan Golden Voice tersebut.

“Ini patut ditiru, karena menginspirasi kegiatan NA cabang lain,” jelas Anik, anggota PRNA Brangsi yang juga pengurus PCNA Laren ini.

Dia juga berharap, semoga Musyda ini dapat mewujudkan upaya memajukan perempuan untuk menjadi pemimpin dan menjadi perubahan peradaban ke depan. (*)

Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version