Mengaku Bagian dari STIQSI, Prof Agus Purwanto Selalu Hadiri Wisudanya

Mengaku Bagian dari STIQSI, Prof Drs Agus Purwanto saat hadir dan memberikan orasi ilmiah di acara Wisuda Ke-2 STIQSI Lamongan Jawa Timur, Ahad (18/6/2023) (Istemewa/PWMU.CO)
Mengaku Bagian dari STIQSI, Prof Drs Agus Purwanto saat hadir dan memberikan orasi ilmiah di acara Wisuda Ke-2 STIQSI Lamongan Jawa Timur, Ahad (18/6/2023) (Istemewa/PWMU.CO)

Mengaku Bagian dari STIQSI, Prof Agus Purwanto Selalu Hadiri Wisudanya. Liputan Gondo Waloyo, Kontributor PWMU.CO Lamongan

PWMU.CO – Guru Besar Fisika Teori ITS Surabaya, Prof Drs Agus Purwanto MSi MSc DSc hadir dalam Wisuda Angkatan Ke-2 Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Sains Al-Ishlah (STIQSI) Lamongan.

Acara ini digelar di halaman Pondok Pesantren Al Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur, Ahad (18/6/2023).

Agus Purwanto yang merupakan penulis buku best seller Ayat-Ayat Semesta (AAS) ini mengaku menjadi bagian dari STIQSI Lamongan, oleh sebab itu dia selalu hadir dalam momen wisuda.

“Alhamdulillah saya menjadi bagian dari STIQSI Lamongan ini, karena saat Kiai Dawam akan mendirikan lembaga pendidikan pasca aliyah, beliau mengundang saya untuk presentasi,” paparnya.

Dia menceritakan, tepatnya pada 15 Maret 2015, Ketua Dewan Da’k’wah Islamiyah Indonesia (DDII) almarhum Mohammad Shidiq mengusulkan agar sekolah tinggi yang akan didirikan Kiai Dawam memiliki spesifikasi pada pembahasan alam seperti dalam buku Nalar Ayat Semesta karya Prof Agus Purwanto.

“Maka saya diundang untuk presentasi, ngaji dan konser AAS. Kemudian menyusun kurikulum STIQSI juga peresmiannya, sehingga saya terlibat sejak awal di STIQSI ini berdiri,” kenang Gus Pur, sapaan akrabnya.

Penggagas serta Pengasuh Pesantren Sains (Trensains) Sragen dan Jombang ini mengatakan, dirinya semakin mantap dan yakin untuk membantu berdirinya STIQSI Lamongan ini, karena tangan kanan Kiai Dawam adalah Mantan Ketua Umum DPP IMM.

“Beliau juga alumni MAN PK Jember yakni Piet Khaidir Hizbullah, yang merupakan juniorku ketika di Jember,” terang Gus Pur yang hadir ke Ponpes Al Ishlah Sendangagung bersama istri.

Di hadapan 500 undangan yang hadir, Gus Pur pun membahas review sejarah gagasan awal STIQSI Lamongan. Selain itu dia juga mengulas tentang sidang isbat, sebagai bentuk dialektika agama (fikih) dan sains.

“Di Indonesia ini, awal bulan qamariyah telah menjadi ranah sains. Karena sebagai ilmuwan, maka saya tahu waktu sidang isbat sampai sekian puluh tahun ke depan, dan saya juga tahu keputusan sidang isbatnya,” kata Gus Pur.

Dia menuturkan, di era sains dan teknologi saat ini dunia sudah sangat maju, ada teleskop ruang angkasa, James Webb, chip 2 nm keluaran IBM, chatGPT, dan lain-lain.

“Maka bangsa yang eksis adalah bangsa yang menguasai sains fundamental. Dan menurut saya, sains itu jalan sunyi, membentuk karakter jujur dan bertumpu pada kausalitas,” paparnya.

Sementara itu, menurutnya saat ini umat Islam mempunyai masalah dengan kausalitas, padahal kesempurnaan Islam terungkap dalam trilogi Tuhan-Alam-Manusia.

“Dalam al-Quran ada 800 ayat tentang alam, 5 kali lebih banyak dari pada ayat tentang fiqih. Maka saya berharap, wisudawan dan STIQSI harus terus-menerus mengingatkan hal tersebut di atas,” katanya.

Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version