Muhammadiyah Mengambil Peran Politik Kebangsaan, Bukan Politik Kepartaian

Ketua PCIM Malaysia Muhammad Ali Imran didampingi Penasihat PCIM Malaysia Prof Sonny Zulhuda, Dr. Arifin Ismail (kiri) dan Fauzi Fatkhur (Wakil Ketua PCIM Malaysia), Ustadz Ahmad Fathoni (Sekretaris PCIM Malaysia, kanan) bersama Abdul Mu’ti. (Mundzirin Mukhtar/PWMU.CO)

PWMU.CO – Prof Abdul Mu’ti menegaskan dakwah dan politik itu tidak bisa dipisahkan. Muhammadiyah mengambil peran politik kebangsaan, bukan politik kepartaian.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti mengatakan hal itu Silaturahmi dan Sarasehan bersama Tokoh bertema Menyikapi Persaingan Politik.

Acara diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia di Rumah Dakwah Gombak, Kamis (6/7/2023). Selain Mu’ti hadir pula Dewan Pakar Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah Chusnul Mar’iyah PhD.

Prof Mu’ti menyampaikan, bagi Muhammadiyah berpolitik itu penting. Sebab, politik itu adalah bagaimana kita berdemokrasi dan bagaimana kita berperan dalam penyelenggaraan negara, sebagaimana yang terdapat dalam buku Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) dalam bab Kehidupan dalam Berbangsa dan Bernegara.

Dia menjelaskan, bagi Muhammadiyah berpolitik itu bagian dari berdakwah. Warga Muhammadiyah berpolitik, agar menjadi warga Muhammadiyah yang cerdas, warga yang bertanggung jawab dan bisa menjadi teladan.

Muhammadiyah memberi panduan agar politisi itu dapat menjadi teladan, baik dari sisi akhlaknya dari sisi sikap-sikap politiknya. Dan juga bisa menjadi politisi yang bertanggung jawab bagi kemajuan bangsa dan negara.
Mu’ti lalu kembali menegaskan, dakwah dan politik itu tidak bisa dipisahkan. “Muhammadiyah mengambil peran politik kebangsaan, bukan politik kepartaian,” kata Mu’ti.

Ketua PCIM Malaysia Muhammad Ali Imran (kanan) menunjukkan detail proposal pada Abdul Mu’ti (Mundzirin Mukhtar/PWMU.CO)

Berpolitik dengan Cara Halal

Sementara itu Chusnul Mar’iyah mengajak warga bersaing dalam berpolitik secara halal, baik pemimpin yang dipilih maupun rakyat yang memilih.

“Jadi teman-teman yang ikut berkompetensi dalam politik silakan dengan cara yang jujur dan halal. Menang dan kalah sudah ada catatannya, cuma kita ini disuruh menjemput rezeki dari Allah SWT,” kata dia.

Prof Mu’ti berada di Malaysia dalam program International Simposium on Human Dignity and Peaceful Coexistence Kamis-Jumat 5-6 Juli 2023 di Hotel Seri Pacific Kuala Lumpur. Sedangkan Chusnul Mar’iyah dalam rangka liburan dan silaturahmi dengan Keluarga Himpunan Warga Muhammadiyah Bulubrangsi (HWMB). (*)

Penulis Mundzirin Mukhtar Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version