Simbol Permusuhan pada Umat Islam dan Dua Musibah Besar jika Tak Bersatu

Ustadz Dicky Syadqomullah SHI MHES menyampaikan ceramah di Masjid Al-Amin Genteng (Taufiqur Rohman/PWMU.CO)

Simbol Permusuhan pada Umat Islam dan Dua Musibah Besar jika Tak Bersatu; Liputan Kontributor PWMU.CO Banyuwangi Taufiqur Rohman

PWMU.CO – Lembaga Pengajian Ahad Pagi (PAP) Fastabiqul Khairat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Genteng Banyuwangi, Jawa Timur menggelar pengajian, Ahad (16/7/2023).

PAP ini digelar di Masjid Al-Amin Genteng dengan mengusung tema Berjamaah Kunci Kemenangan. Sebagai penceramah Dicky Syadqomullah SHI MHES.

Pengajian ini menjadi rangkaian perjalanannya dalam mendampingi Musyawarah Wilayah (Musywil) XVII Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur yang digelar di Banyuwangi.

Perlu diketahui bahwa proses pemilihan Anggota Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur periode 2022-2026 berakhir hingga pukul 02.00 dini hari (16/7/2023).

Ustadz Dicky yang juga Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur periode sebelumnya itu dijemput panitia PAP di Banyuwangi. Didampingi oleh Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Genteng, Imam Hambali SHI dan tiba di Genteng pukul 04.00.

Pukul 06.00 PAP dimulai dan dilanjutkan pembacaan ayat al-Quran oleh siswi SMA Muhammadiyah 2 Genteng, Nabila. Dia membacakan surat Ali Imran ayat 133-135.

Seperti Buih

Banyak, tapi seperti buih di lautan. Itulah kondisi umat Islam saat ini yang digambarkan Ustadz Dicky dalam mengawali ceramah. Ini karena Umat Islam belum menyadari bagaimana kekuatan berjamaah. “Jamaah merupakan kunci kemenangan,” tegasnya.

Dia mengutip ayat al-Quran surat al-Anfal ayat 73:

“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.”

Dalam ayat di atas dijelaskan orang-orang kafir saling melindungi sehingga mereka kuat. Ini dicontohkan orang-orang Israel yang menyerang bangsa Palestina. Mereka selalu mendapatkan perlindungan dari teman-temannya.

Lebih lanjut dia mengutip petikan ayat al-Quran surat al-Maidah ayat 82:

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.”

Menurut Ustadz Dicky dalam ayat itu ada dua simbol permusuhan terhadap orang Mukmin. Yaitu, Yahudi simbol non-Muslim yang memusuhi umat Islam. Dan musyrik simbol dari umat Islam yang munafik. Mereka membenci dan memusuhi umat Islam. Maka, Allah menjadikan orang-orang munafik akan menempati neraka yang paling bawah.

Baca sambungan di halaman 2: Dua Musibah Besar

Simbol Permusuhan pada Umat Islam dan Dua Musibah Besar jika Tak Bersatu

Dua Musibah Besar

Misi Islam yang rahmatan lil alamin, yang menjadi rahmat untuk seluruh alam akan dapat diwujudkan, jika umat Islam mau bersatu. Sebaliknya jika tidak bersatu/berjamaah, maka akan muncul dua musibah besar.

Pertama, fitnah di muka bumi. Terjadilah pencelaan, pembulian, pengusiran, perampasan, bahkan pembunuhan. Munculnya fitnah yang berupa radikal, teroris, dan anti bhineka. Semua itu diarahkan kepada umat Islam.

Kedua, terjadinya kerusakan, tapi dianggap suatu kewajaran. Contohnya dalam suatu kasus yang menjadikan hukum hanya sebagai simbol. Seringkali kita mendengar sindiran. Seperti, hukum tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas; KUHP (kasih uang habis perkara); atau Hakim (hubungi aku jika kamu ingin menang).

Bahkan muncul lagi istilah berjamaah yang awalnya berkonotasi baik, kini dipakai untuk istilah korupsi berjamaah.

Umat Islam yang tidak berjamaah atau tidak bersatu dengan baik, maka akan muncul azab. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

Al-jamaatu rahmatun wal furqatu azabun. Jamaah itu rahmat dan firqah (pisah) itu azab,” katanya.

Sebuah iktibar yang dapat diambil dari film flora dan fauna. Yaitu banteng-banteng yang berpindah ke tempat lain dengan bergerombol. Ada satu ekor banteng yang terpisah dari kelompoknya, maka dia habis diterkam harimau.

Orang yang tidak berjamaah, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Seperti kambing yang sangat lemah. Tapi jika berjamaah, maka akan kuat. “Ingat binatang buas seperti oligarki itu kuat, karena mereka bersatu.”

Kita umat Islam baru dapat bersatu, saat shalat berjamaah saja. Selain itu tidak jamaah. Kerja pun kita sendiri-sendiri.

Mengakhiri ceramahnya, ustadz Dicky mengajak jamaah, untuk:

  1. Menjaga niat/hati. Rahmat Allah akan turun, jika hati umat ini bersatu. Satukan hati kita. Betapa kita ini sering jabat tangan, tapi tidak jabat hati. Jangan sampai seperti peribahasa blangkon yang bendol buri. Di muka baik-baik saja, tapi di belakang menghujat. Muslim itu seperti cermin. Antarsesama harus saling menutupi.
  2. Melakukan kebaikan dengan berjamaah. Selama ini kita masih berjalan dengan sendiri-sendiri. Mari saling membantu dan menguatkan.

Pengajian yang berlangsung dengan hikmat selama satu jam ini berakhir pukul 07.00. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version