Branding Sekolah Harus Sesuai Isi, Jangan Jualan Bungkus

Branding Sekolah
Catur Anang Hutoyo (Arief/PWMU.CO)

PWMU.CO – Branding sekolah jangan hanya jadi bungkus, isinya harus sesuai harapan.

Pesan itu disampaikan oleh Sekretaris PDM Kota Surabaya Drs Catur Anang Hutoyo dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dan Pengesahan Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS) Tahun Pelajaran 2023-2024. Acara diselenggarakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat-Ahad (25-27/8/2023).

Catur Anang Hutoyo mengatakan, sekolah Muhammadiyah yang saat ini cukup kuat dalam melakukan branding, juga harus meningkatkan kualitas brand-nya.

Dia menyampaikan, berdasarkan obrolan dengan pimpinan, bapak-ibu di Muhammadiyah itu pandai, hebat dalam mem-branding sekolah seperti sekolah akhlak, sekolah pemimpin, sekolah kreatif, sekolah karakter, sekolah tahfidh. Tapi kehebatan kita dalam membranding sekolah ini perlu dilihat juga setelah mem-branding apakah benar guru, karyawan, siswa sudah sesuai dengan harapan yang dibrandingkan.

”Ini perlu menjadi perhatian kita, apa yang kita branding jangan hanya menjadi bungkus, tetapi harus benar-benar menjadi budaya di sekolah. Akhlaknya, pengetahuannya, dan lainnya,” katanya.

Di dunia Barat saja, sambung dia, seolah-olah mendewakan keilmuan, tapi ketika perusahaan mencari karyawan, ternyata bukan pilih pelamar yang IQ tinggi, tapi yang akhlaknya baik.

”Karena itu di sekolah Muhammadiyah harus terus upgrade diri dan meningkatkan akhlak dalam pergauan sehari-hari,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan, sekolah harus saling berbagi ilmu dalam meningkatkan siswa. Juga berbagi finansial seperti yang disampaikan Ketua Majelis Dikdasmen untuk pengembangan sekolah.

Publikasi juga harus ditingkatkan. Bekerja sama dengan Majelis Pustaka Informasi Digitalisasi (MPID), memanfaatkan media sosial Facebook, Instagram, Tik-tok dan lainnya supaya penerimaan siswa baru naik.

”Menyiapkan jurnalis melalui pelatihan, sehingga tidak kekurangan jurnalis sekolah. Ini juga sekalian mem-branding sekolah untuk mengadakan pelatihan jurnalistik,” tuturnya.

Catur Anang Hutoyo juga menyarankan Majelis Dikdasmen perlu membuat konsultan pendidikan.

”Para kepala sekolah yang purna tugas atau sumber daya manusia terbaik lainnya yang dimiliki Muhammadiyah diwadahi bertugas meningkatkan dan aselerasi pengembangan pendidikan Muhamamdiyah Surabaya,” katanya.

Rakor dan Pengesahan RAPBS ini diikuti oleh 133 peserta terdiri kepala sekolah dan bendahara dari 54 sekolah Muhammadiyah se Kota Surabaya. Rinciannya 28 SD/MI, 17 SMP/MTs dan 9 SMA/SMK.

Penulis Achmad Zainuri Arif   Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version