Ada Perang Bintang di Baitul Arqam Dokter Muda

Perang bintang
Kelompok Ahmad Dahlan yang menjadi Juara 1 dalam Perang Bintang Baitul Arqam bersama Kepala Prodi Profesi Dokter FK UM Surabaya. (Rahma Ismayanti/ PWMU.CO)

PWMU.CO – Perang bintang terjadi di Baitul Arqam Fakultas Kedokteran UMSurabaya berjalan dengan penuh suka cita.

Acara berlangsung di Graha Umsida Trawas Mojokerto selama tiga hari, Jumat-Ahad (8-10/9/2023) berjalan dengan sukses.

“Salah satu indikatornya peserta mampu menikmati dan bergembira selama proses internalisasi ideologi dan cita-cita Muhammadiyah,” kata  M. Hanifuddin Hakim MT, fasilitator Baitul Arqam.

Fasilitator Baitul Arqam menggunakan metode perang bintang dalam mengelola forum. “Seperti namanya, para peserta yang dibagi berkelompok berlomba-lomba mendapatkan bintang paling banyak. Bintang diberikan bagi kelompok yang memenangkan setiap game yang telah dibuat,” terang Hanif, panggilan anggota Majelis Pembinaan Kader PWM Jatim ini.

Kategori perang bintang mulai dari: siapa yang berani menjadi imam, muadzin, khotib, kelompok yang datang paling cepat dan paling lengkap, tanya-jawab dalam materi, dan hal-hal yang diatur dalam kontrak belajar.

“Alhasil kondisi forum aktif dan semarak selama tiga hari kegiatan. Target penanaman ideologi untuk dokter muda dapat dicapai dengan suasana yang menyenangkan,” jelas dosen Fakultas Teknik UM Surabaya tersebut.

Kelompok Ahmad Dahlan mendapat 28 bintang, Nya Walidah 27 bintang, dan Sudja 27 bintang. Tiga kelompok lagi mendapat 25, 22, 16 bintang.

Ayu Nur Walydah, anggota kelompok Ahmad Dahlan yang menjadi pemenang dalam perang bintang ini, mengatakan, kelompoknya berusaha kompak dan membangun komunikasi satu sama lain dengan cepat dan singkat.

Contohnya pembuatan yel, masing-masing memberikan ide walaupun hanya kata perkata, tapi akhirnya menjadi sebuah kalimat dan yel. Selalu mencoba mengakomodasi setiap pendapat yang diberikan oleh anggota kelompok.

“Saat ada tantangan baru dalam penambahan bintang dari trainer, kelompok kami selalu berusaha dan mensupport anggotanya dengan kalimat ”Ayo kamu bisa, kamu maju ya,” walaupun kadang belum tahu sendiri nanti sebenarnya apa yang akan diucapkan di depan, tapi seketika jiwa emergensi itu bisa mengatasi.

”Bagi kami hadapi dulu dengan optimis insyaallah solusi nanti akan datang dari keoptimisan itu sendiri,” ucap Walydah.

Ketika diwawancarai terkait hikmah dari perang bintang ini, Walydah mengungkapkan, membangun team work dengan komunikasi yang baik, dapat mengerti arti pentingnya kerja sama dan leadership yang baik.

”Andai tidak ada perang bintang, kami pasti tidak akan banyak membangun komunikasi satu sama lain, kami pasti akan sedikit menuangkan ide untuk kepentingan bersama, kami tidak akan memilik effort besar dalam berusaha mendapatkan hasil yang baik dengan memenangkan kelompok dengan meraih banyak bintang,” katanya.

Dr Agus Machfudz Fauzi MSi, Master of Training Baitul Arqam FK UMSurabaya, hikmah dari proses ini adalah kehidupan itu berjalan yang harus berfastabiqul khairat.

“Meskipun awal-awal ada yang mempunyai bintang banyak, sampai Sabtu (9/9) siang masih banyak, tapi hari ini (10/09) bisa ditikung dan disalip banyak dengan kelompok lain, dan itu kemungkinan besar terjadi pada masa depan kalian, ini memberi pelajaran bagi kita bersama bahwa berfastabiqul khairat tidak hanya sebagai slogan, tapi harus kita praktkkan,” kata dosen Unesa ini.

Penulis Rahma Ismayanti   Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version