Jadi Duta Kebudayaan, Ini Segudang Prestasi dan Misi Maba Umpo

Ardina Mahardin (Ajeng Laksmita/PWMU/CO)

Jadi Duta Kebudayaan, Ini Segudang Prestasi dan Misi Maba Umpo; Liputan Ajeng Laksmita, Kontributor PWMU.CO Ponorogo

PWMU.CO – Ardina Mahardin seorang wanita berparas ayu ini tercatat sebagai mahasiswi Program Studi (Prodi) Psikologi Islam Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) yang baru saja masuk di tahun akademik 2023 alias mahasiswa baru (maba) ini ternyata tak sembarangan.

Pasalnya, Cece panggilan akrabnya, menyandang first runner up Duta Kebudayaan Jawa Timur 2023. Gelar itu dia dapatkan pada bulan Agustus 2023 lalu.

Saat ditemui di sela kesibukannya mengikuti Masa Ta’aruf Mahasiswa Baru (Mastamaru) Umpo, Selasa (19/09/23), ia bercerita perjalanan panjang dan tidak mudah yang telah dilalui. Kegagalan dari berbagai kompetisi harus dia telan, namun tak lantas membuatnya patah arang, tapi justru itu menjadi cambuk untuk kompetisi berikutnya.

“Zaman SD saya dua kali ikut Thole Genduk Ponorogo tapi hanya sampai final. Dari situ saya mendapatkan pembelajaran untuk mengevaluasi diri. Akhirnya ikut Duta Genre 2020. Hati saya mulai tergerak untuk mencoba dan kembali menguji diri,” ujarnya.

Diakui, setelah mengikuti kompetisi tersebut, dia mendapatkan bekal, relasi dan wawasan. Hingga setelah, putri pasangan Arifin dan Maharani ini didelegasikan mewakili Ponorogo pada ajang Putra-putri Pendidikan Jawa Timur. Meskipun prosesnya berat, tapi dia bisa tersenyum lebar karena mendapat gelar Putri Berbakat 2021.

“Saya terus mengasah skill, lalu mengikuti Duta Pemuda Ponorogo, tapi ternyata belum rezekinya karena hanya masuk finalis saja, jadi saya harus evaluasi diri,” imbuhnya.

Baca sambungan di halaman 2: Tak Ada Kata Lelah

Ardina Mahardin (Ajeng Laksmita/PWMU/CO)

Tak Ada Kata Lelah

Seakan tidak ada kata lelah, semangat wanita kelahiran 8 September 2003 dalam menjajaki panggung kompetisi ini patut diacungi jempol. Terbaru, dia dikukuhkan menjadi Duta Kebudayaan Jawa Timur.

“Passion saya banget karena terlahir dari keluarga seniman. Dulu juga pernah punya sanggar tapi lama vakum jadi saya pengen mengembangkan lagi,” ungkapnya

‘Sang Damar’ alias Sanggar Budaya Bersama Ardina menjadi PR untuk Cece bertekad bisa melanjutkan kejayaan sanggar keluarganya.

“Ini advokasi ku di Duta Kebudayaan,” katanya

Nantinya sanggar tersebut kan fokus pada anak-anak yang memiliki bakat minat seni tari, seni rupa, dan seni pertunjukan.

Diusianya yang masih muda, Cece sudah dipercaya untuk melatih tari di berbagai Sekolah Dasar. Selain itu juga teater dan make up untuk anak SMA.

“Duta Kebudayaan sebagai tempat untuk mengimplementasikan dan mengajak masyarakat tidak melupakan budaya,” tegasnya

Cece yang memiliki segudang prestasi ini mengaku, sangat matang memilih Umpo sebagai tempatnya menuntut ilmu. Dia percaya Umpo memiliki berbagai potensi di bidang masing-masing.

“Saya lihat dari potensi dan SDM (sumber daya manusia) Umpo keren-keren. Di sinilah wadah untuk saya sebagai seniman tari yang baru merintis,” terangnya.

Baginya kuliah itu tergantung pada pribadi masing-masing, sehingga mahasiswa harus bisa mengasah soft skill dan hard skill sendiri yang bisa memberikan dampak positif bagi pribadi maupun kampus.

“Enak kuliah di Umpo, kalau saya dekat dengan keluarga dan teman-teman. Istilahnya enggak ‘ngoyo’ membangun relasi baru,” katanya.

Sebagai Duta Kebudayaan dan berstatus mahasiswi dia akan menggandeng para mahasiswa yang memiliki potensi seni tari, seni rupa dan seni pertunjukan untuk mengimplementasikan dan mengedukasikan kepada masyarakat Ponorogo melalui media sosial, mengingat masyarakat harus melek digital.

Selain itu, juga untuk membranding Umpo sebagai kampus yang memiliki banyak potensi kesenian.

“Semangat untuk kalian, saya yakin teman-teman sudah bisa berpikir untuk kedepannya, jadi konsisten dan ingat tujuan serta cita-cita yang ingin digapai,” ujarnya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni/Ism

Exit mobile version