‘Senandung Petualangan’ Jadi Ikon HW Balongpanggang

Malam apresiasi Kemah Syiar dengan membawakan lagu Senandung Petualang (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO –  Senandung Petualang menjadi lagu ikon Hizbul Wathan (HW) Balongpanggang Gresik Jawa Timur dalam kegiatan Kemah Syiar, Jumat-Ahad, (29/9/23-1/10/23).

Lagu ini diciptakan 15 tahun silam ini rupanya masih eksis dan jadi lagu kebangaan HW Balongpanggang. Pencipta lagu Ekfan Cowek mengungkapkan lagu ini awalnya tercipta dari sebuah perkumpulan musisi pecinta alam.

Dia mengatakan, memang lagu ini sengaja menciptakan senandung yang diperuntukkan untuk komunitas, namun karena tidak terpakai dengan baik sampai akhirnya lagu ini diaransemen untuk kegiatan HW.

“Hingga pada satu titik lirik yang tercipta lebih enak didengar dengan tambahan bait HW, Hizbul Wathan Yess,” katanya.

Dia merasa bangga karena lagu yang diciptakan dari ketidaksengajaan itu bisa terus diperdengarkan dan eksis sampai sekarang, bahkan lebih sering dinyanyikan daripada lagu HW lainnya. “Jiwa seniman itu tidak melulu diapresiasi dengan uang, cukup dikenang dan terus terkenang bagi pendengarnya itu sudah lebih dari cukup,” ungkapnya.

Berikut lirik lagu Senandung Petualang

Intro 2x

Hembusan udara yang sejuk di pagi hari

Menyapa  lembut indah hadirnya sang mentari

Burung burung berkicau  senandung nyanyian pagi

Memuji sempurna nya penciptaan alam ini

Houuooo…..

Kita memandang luas laut di hamparkan

Hutan dan daratan menjadi tempat persinggahan

Gunung yang tinggi menjadi teman seperjalanan

Ganasnya alam bukanlah suatu  rintangan

Hooouooo…

Intro 1x

Reff:

Di sini……..

Semua……..

Berjapat tangan ingin menjadi saudara

Disini….

Rumah kita……

Langit sebagai atap dan bumi jadi alasnya

Di sini…..

Semua harta…..

Seluruh alam indah serta isi di dalamnya

Di sini…..

Kita semua…..

HW hizbul wathan yes

Ulang reff

Dia mengungkapkan, adanya lagu tersebut juga menjadi semangat tersendiri bagi kader HW khususnya di wilayah Balongpanggang, karena memang lirik dan nada yang dipilih enak untuk dinyanyikan sehingga memiliki kesan tersendiri bagi para pendengar,” katanya. (*)

Penulis Adelin Aprilia Sari. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version